Rabu, 12 Juni 2013

Jakarta Tidak Layak Dapat Adipura ?


Penghargaan Adipura Kepada DKI Dipertanyakan

Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai DKI Jakarta masih sama seperti waktu-waktu sebelumnya, belum menunjukkan perubahan menjadi kota metropolitan yang lebih baik. Apalagi soal lingkungan yang bersih dan asri.

"Nggak ada perubahan apa-apa. Malah macet bertambah, banjir bertambah. Mal dan apartemen tumbuh di mana-mana," kata Agus, Senin (10/6).

Sementara itu, pengamat perkotaan Nirwono juga pertanyakan ukuran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan penghargaan Adipura 2013 kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Dari rangkaian masalah yang belum beres, diantaranya masalah persampahan kota DKI. Secara keseluruhan, tumpukan sampah dapat ditemui di sudut-sudut Kota Jakarta, terutama di kawasan pasar-pasar dan terminal-terminal.

"Pemberian pengharagaan ini dipertanyakan. Kenapa Istana berikan Adipura kepada DKI Jakarta ?" ujar Nirwono.

"Selain pasar-pasar dan terminal, kawasan Pantau Utara Jakarta aja sudah hitam dan penuh sampah. Sungai-sungai airnya hitam dan bau. Itu saja menunjukan DKI tidak layak dapat Adipura", Nirwono menegaskan.

Tata perkotaan menjadi salah satu sorotan sehingga DKI sebetulnya tak layak mendapatkan Adipura. Menurutnya, kemacetan di DKI masih sama, bahkan bertambah. DKI belum mampu memperbaiki pencemaran udara, bahkan persoalan banjir.

"Tata ruang Kota Jakarta tak baik kok masih diberikan Adipura", katanya lagi.

Sesuai agenda protokoler Pemprov DKI Jakarta, Gubernur DKI Joko Widodo akan menerima penghargaan Adipura 2013 dari presiden di Istana Negara pada Senin (10/6) pukul 10.00. Sebelum meninggalkan Balai Kota, Jokowi enggan berkomentar banyak.

Menurutnya, ia tak mau berkomentar karena pihaknya yang dinilai pusat. Namun, upaya perbaikan kota yang baru dipimpinnya tujuh bulan ini terus dilakukan selama masa jabatannya.

"Kita ini ada Adipura atau tidak, tetap rutin melakukan kebersihan, kehijauan taman, PKL-nya juga. Kita posisinya dinilai, masa menilai diri sendiri. Disangkanya sombong nanti", ujar Jokowi.

Nirwono mengimbau seluruh pihak kembali memperhatikan standardisasi pemberian pengharagaan Adipura sehingga tidak memberikan contoh buruk kepada kota-kota lain di Indonesia.

"Jangankan pakar, masyarakat juga bisa melihat langsung kondisi kota ini. Standardisasi dan kredibilitas Adipura dipertanyakan. Harus dipertimbangkan kalau DKI mendapat penghargaan, karena akan menjadi contoh kota-kota lain", katanya.

Sumber : Sinar Harapan