Sabtu, 31 Desember 2011

Wanita Panggilan Obral Cinta Melalui Internet


Menjelang malam pergantian tahun, Kota Jakarta biasanya di warnai suasana meriah, baik di hotel maupun di tempat hiburan malam. Keadaan demikian di manfaatkan oleh para wanita panggilan untuk menangguk keuntungan tersendiri.

Melalui jaringan internet, para wanita panggilan kelas menengah hingga 'high class' seolah berlomba menawarkan diri dan siap memenuhi hasrat pria hidung belang. Sedangkan untuk pembayaran, di gunakan fasilitas phone-banking.

Di salah satu situs milik seorang wanita panggilan kelas atas, di dapat info menjelang pesta Tahun Baru ini. Mereka menjual jasa layanan seksual melalui kencan kilat, short time ataupun semalaman. Selain itu, mereka juga melayani order striptease atau tarian bugil di tepat hiburan malam, hotel, apartemen, maupun rumah sewaan.

Sepak terjang wanita panggilan itu cukup berani. Foto wanita itu dipajang di website pribadinya. Untuk menggoda pria hidung belang, ia berani mempromosikan diri secara vulgar. Misalnya, siap melayani panggilan 24 jam nonstop. Tak lupa, ia mencantumkan nomor HP yang bisa dihubungi.

Jika pria doyan cinta kilat tertarik kemudian menghubungi melalui telepon, ada kesepakatan, pembayan uang muka lebih dulu harus dipenuhi. Menggunakan phone-bangking, uang muka yang diminta langsung ditransfer. Selanjutnya, pelacur papan atas ini memenuhi janjinya menemui lelaki tersebut.

Perkembangan dunia teknologi informatika yang mana kini hampir semua orang punya HP dan bisa membuka internet, maka bisnis prostitusi lewat dunia maya makin merajalela. "Wanita penjaja cinta tinggal tunggu panggilan", ujar Johan Reza, manajer karaoke dan bar di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat, yang sering berhubungan dengan germo wanita panggilan, Kamis (29/12) petang.

24 Jam Non Stop 

Saat browsing pada salah satu situs yang menawarkan pijat plus-plus dan kemudian menghubungi nomor telepon yang tercantum disana, maka tidak lama kemudian terdengarlah suara seorang wanita. Mengaku bernama Siska dan memiliki belasan 'anak asuh' yang bisa dibooking 24 jam nonstop.

'Tarifnya untuk short time, sekitar satu jam Rp 500.000 dan kalau semalaman Rp 1 juta. Di jamin cantik-cantik dan tinggi semampai, pokoknya anda pasti puas", ujar Siska berpromosi. Di tambahkan pula bahwa 'anak-anak asuhnya' bisa melayani gaya apa saja.

"Kami juga melayani paket three-some (dua wanita melayani satu pria-red), tarifnya cuma Rp 600 ribu. Kalau berminat, booking sekarang untuk malam Tahun Baru juga bisa", ungkapnya blak-blakan.

Jika setuju, kata Siska, pembayaran uang muka minimal 50 persen. Selanjutnya, si wanita langsung di kirim ke tempat tujuan. "Pembayaran uang muka lewat phone-banking, artinya transfer via ATM dari handphone", paparnya.

Siska menjelaskan, pemasaran model seperti ini makin banyak ditemukan di sana-sini. Jumlah wanita yang bekerja beginian untuk area Jakarta dan sekitarnya diperkirakan mencapai sekitar 2.000 orang dengan kelas bervariasi. Pasaran kencannya mulai dari Rp 350 ribu sampai jutaan rupiah, tergantung dari kemolekan wanita yang dijajakan.

Nekadnya lagi, bisnis pelacuran di Jakarta kini makin dimeriahkan sejumlah wanita asal mancanegara, seperti dari Eropa, Afrika, daratan China, dan sejumlah negara tetangga lainnya. Keberadaan mereka makin banyak dikarenakan kelincahan jaringan germo bermain kucing-kucingan dengan aparat penegak hukum.

Semakin Laris

Dalam suasana liburan akhir tahun seperti ini, bisnis wanita panggilan makin laris karena banyak wisatawan lokal maupun asing berlibur di Jakarta. Bahkan sopir mobil rental atau taksi yang menjadi langganan hotel pun harus aktif membrowsing internet untuk membantu tamunya yang butuh wanita panggilan.

Seperti dituturkan Sarjono, supir taksi, warga Kemayoran Jakpus, yang biasa 'ngetem' di sebuah hotel berbintang kawasan Sudirman. "Karena banyak tamu yang tanya tentang wanita panggilan, maka saya sering membuka internet maupun iklan di koran", ujarnya.

Menurut Sarjono, sejak sepekan terakhir, tamu dari dalam negeri maupun mancanegara semakin banyak berdatangan dan menginap di hotel berbintang tersebut. Sudah barang tentu order untuk booking wanita panggilan pun semakin melonjak signifikan.

"Kalau yang nge-booking orang bule, maka tarifnya pakai dolar, jadi lebih tinggi dibandingkan rupiah. Biasanya saya dapat tips sekitar Rp 50 ribu dari si wanita tersebut", papar Sarjono, yang mengaku memiliki banyak pelanggan dari Australia maupun Belanda.

sumber : poskota.co.id