Kamis, 20 Januari 2011

ABG Jual Diri Via FB, Tertangkap di Kemayoran



Sindikat perdagangan ABG usia belasan tahun akhirnya terbongkar. Selasa (18/1) sekitar pukul 18.00 WIB, Polres Jakarta Pusat berhasil menggerebek mereka di sebuah kamar Apartemen Puri Kemayoran, Jakarta Pusat.

Terungkapnya penjualan ABG, saat seorang Guru SMP tengah membuka akun FB. Secara tanpa sengaja dia memergoki tayangan foto dari akun FB seorang muridnya dengan berpose di jalanan dengan latar belakang sebuah bangunan yang di akhirnya di ketahui adalah Apartemen Puri Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Awalnya gurunya melihat foto salah satu korban di facebook di pinggir jalan dengan latar belakang apartemen", ujar Kanit Perlindungan Anak dan Perempuan, Polres Jakarta Pusat, AKP Sentike Bosayor, di Polres Jakarta Pusat, Rabu (19/1).

Kemudian sang guru pun langsung memanggil orang tua siswa tersebut. Tetapi saat ditanya kepada anaknya awalnya tidak mengaku. "Tapi kemudian ada yang keceplosan bicara, hingga akhirnya di ketahui tersangka Dede", ungkapnya.

Dede (28) di duga sebagai germo atau brooker yang menawarkan gadis-gadis bau kencur itu kepada para konsumennya. Terungkap pula bahwa ada tujuh ABG yang menjadi korban trafficking ini, mereka adalah, KKS (15), AC (15), VYL (13), ZV (l5), LCS (15), NF (16), dan AS (15).

Seluruh ABG tersebut adalah tetangga dari Dede yang tinggal di Jalan Dr Saharjo, Gang Bhakri, RT 07/05 Kelurahan Manggarai, Setiabudi, Jakarta Selatan. Dan saat itu Dede sedang bertransaksi dengan Alay (50), salah seorang pelanggannya di Apartemen Puri Kemayoran.

Awalnya orang tua ABG tersebut melaporkan kasus ini ke Mapolsek Setia Budi, Namun, karena lokasi terungkapnya sindikat perdagangan ABG itu di kawasan Kemayoran, maka kasus tersebut kemudian di limpahkan ke Polrestro Jakarta Pusat.

ABG Yang Masih Perawan di Hargai Rp. 2 Juta

Selain Dede, Polisi juga menangkap Alay (50) di kamar apartemen miliknya yang di jadikan tempat transaksi perdagangan gadis di bawah umur. Untuk satu orang ABG, membayar Rp 500 ribu, sedangkan bagi yang masih perawan, di bayar Rp 2 juta untuk melayani nafsu bejadnya.

Kasatreskrim Polrestro Jakarta Pusat, Kompol Yoyon Toni Suryaputra mengatakan, Alay di tangkap saat hendak di layani oleh dua ABG di kamar apartemennya. Di ungkapkan pula bahwa Dede, sang mucikari sudah setahun ini menjajakan gadis bau kencur, khusus jasa layanan seks.

Oleh Dede, perempuan satu anak tersebut, seluruh ABG yang di tawarkan berusia di bawah 17 tahun. Dan rata-rata mereka adalah tetangganya sendiri di Dr Saharjo, Gang Bhakti, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.

Dalam pekerjaannya sebagai mucikari, Dede tergolong aktif mencari para ABG wanita di sekitar rumahnya. Yoyon mengatakan, transaksi biasanya dilakukan Dede melalui ponsel. "Alay adalah salah satu langganan Dede. Jika Alay membutuhkan, Dede di telepon lalu para ABG di siapkan" ujarnya.

Masih Pelajar Kelas 1 SMP

DD (43), ayah VYL, mengakui bahwa dirinya adalah salah satu pelapor, lantaran Guru Sekolah VYL memberitahu jika purtinya 'di jual' oleh Dede. "Kata Guru, kasus ini terbongkar setelah memeriksa akun Facebook salah seorang ABG yang kebetulan satu sekolah dengan anak saya", ujarnya.

Kasus ini juga di laporkan oleh pihak SMP tempat VYL bersekolah ke Polsektro Setiabudi. Namun, karena lokasi praktik mesum tersebut di lakukan di kawasan Jakarta Pusat, maka kasus itu dilimpahkan ke Polrestro Jakarta Pusat.

DD mengakui bahwa putri bungsunya itu mengalami perubahan perilaku dalam beberapa bulan terakhir. "Biasanya kalau pulang sekolah atau berangkat sekolah pasti ucapin salam, tetapi sekarang enggak. Anak saya juga sering melawan dan sering pulang malam. Kalau di tanya, jawabnya cuma main ke rumah teman saja," ujar DD.

Namun DD sama sekali tidak menduga bahwa ternyata anaknya yang masih di bawah umur itu telah kadi korban sindikat perdagangan seks, lantaran dia tidak melihat perubahan fisik maupun tanda-tanda anaknya itu memiliki banyak uang.

Bahkan DD mengaku secara rutin memberikan uang jajan Rp 20.000 per hari kepada anaknya yang masih duduk di kelas I SMP tersebut. "Saya juga enggak tahu kalau Dede itu telah menjual anak saya", pungkasnya.

Sumber : tribunnews.com & KOMPAS.com