Selasa, 30 Juli 2013

Massa Gabungan Ormas Betawi Demo ke Balai Kota


Massa gabungan sejumlah Ormas Betawi berunjuk rasa ke Balai Kota DKI Jakarta, Senin (29/7) untuk mendesak Wakil Gubernur, Basuki Tjahaya Purnama meminta maaf.

Pendemo yang menamakan diri 'Rakyat Jakarta Jahit Mulut (RAJJAM) Ahok', belum berhasil temui Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama. Namun, mereka tetap bertahan di Balai Kota sampai bertemu dengan mantan Bupati Belitung Timur itu.

Kelompok 'RAJJAM Ahok', yang terdiri gabungan Organisasi Massa Betawi FBR, Forkabi, Laskar Merah Putih dan lain-lain tersebut meminta Ahok agar berhati-hati dalam ucapannya yang di anggap arogan, menebar ancaman ingin memenjarakan pedagang yang menolak relokasi.

Terkait dengan penataan Pedagang kali Lima (PKL) Tanah Abang, tokoh Betawi berharap Ahok tidak berlaku semena-mena, istilahnya 'ketuk pintu' terlebih dahulu dengan pihak-pihak yang sudah lama ada di sana, seperti yang telah di lakukan oleh Gubernur ataupun Wagub DKI sebelumnya. "Kalau begini, orang Betawi seperti yang jadi preman", tukas seorang pendemo.

Sebelumnya, pendemo sempat memasuki gedung Balai Kota DKI di ruang Crisis Center yang berada di lantai dasar, dimana ruangan Ahok berada di lantai dua, namun yang bersangkutan belum bersedia menemui. Lantas mereka keluar ruangan dan duduk di selasar Balai Kota DKI sampai Ahok mau ditemui.

Sementara di luar pagar, puluhan pendemo terus berteriak mendesak Ahok untuk minta maaf atas segala pernyataan yang menyudutkan orang Betawi. Termasuk statemen tudingan Ahok kepada Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana (Haji Lulung) sebagai preman yang membekingi PKL pasar Tanah Abang.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basukui 'Ahok' Tjahaya Purnama, beberapa waktu lalu memang pernah bertatement bahwa bekingan oknum DPRD tersebut diduga menjadi penghambat rencana Pemprov DKI merelokasi PKL yang berjualan di badan jalan ke Blok G pertokoan Tanah Abang.

sumber : bisnis-kepri.com