Selasa, 09 Juli 2013

DKI Akan Lepas Sahamnya di PT JI-Expo Kemayoran


Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan menarik sahamnya dari PT Jakarta International Expo (JI-Expo). Namun Pemprov akan himbau PT JI-Expo agar sediakan lahan seluas 5 hektar khusus untuk para Pedagang Kaki Lima (PKL)

Sebagaimana di ungkapkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, bahwa kendati pihaknya be- lum lakukan evaluasi terhadap penye- lenggaran PRJ 2013, namun Pemprov DKI tengah rencanakan untuk melepas kepemilikan saham pada PT JI-Expo sebesar 13 persen.

"Kami lagi berpikir kalau tahun depan lebih baik kita tidak usah mendapat saham dari mereka lagi. Kami keluar saja dari PT JI-Expo", ujar Ahok, sapaan akrabnya Basuki, di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (8/7).

Dengan demikian Pemprov DKI tidak perlu mendapatkan deviden dari saham tersebut. Namun, pelepasan saham harus di ganti dengan penyediaan lahan 5 hektar oleh PT JI-Expo. Lahan tersebut akan di gunakan oleh PKL atau pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk memasarkan produk-produk kreatifnya tanpa di pungut bayaran.

"Kami akan minta jatah itu kan. Dia harus sediakan tempat sekitar 5 hektar dari total luas lahan Kemayoran. Untuk para pedagang yang diseleksi dari Pemprov, termasuk produk-produk kreatif bisa jualan di sana tanpa bayar", ujarnya.

Menurutnya, Pemprov DKI tidak memerlukan saham, karena deviden tidak pernah di berikan oleh PT JI-Expo. Setelah sekian lama, deviden baru di berikan PT JI-Expo pada 28 Maret 2013 sebesar Rp 1,7 miliar. Pihaknya akan membuat perjanjian, selain melepaskan saham Pemprov DKI, PT JI-Expo di wajibkan menyediakan lahan 5 hektar untuk PKL dan pelaku UKM kalau masih mau menyelenggarakan PRJ di Kemayoran.

"Perjanjiannya, mereka bisa tetap jadi penyelenggara PRJ, tetapi dia wajib menyediakan lahan 5 hektar. Untuk kita pakai bagi para pengusaha kecil menengah berjualan di dalam. Mereka mau pameran mobil atau motor, terserah, tetapi 5 hektar nya untuk pedagang kerak telor yang akan kami seleksi lagi dan tidak usah bayar. Saham 13 persen itu ambil saja. Biar 100 persen punya keluarga Murdaya Po saja", tegasnya.

Selain itu, Ahok membantah omset transaksi jual beli selama penyelenggaraan Jakarta Fair Kemayoran menurun karena ada Pekan Produk Kreatif Daerah (PPKD) yang di sebut-sebut sebagai embrionya PRJ 'tamdinagn'. Karena PPKS berbeda kelas dengan PRJ yang telah memiliki target sendiri.

"Tidak kok, omzet nya tidak menurun, kelasnya berbeda kan. Sekarang pameran di mana-mana saja silakan. Seperti pameran mobil, pengunjungnya selalu penuh, kan. Orang demen, karena kelasnya beda", kilahnya.

Dikatakan pula bahwa untuk penyelenggaraan PRJ di tahun-tahun mendatang, Pemprov DKI tidak akan peduli siapa saja yang mau datang. Pemprov DKI hanya memikirkan pelaku usaha kreatif, jujur dan produktif mendapatkan tempat untuk memasarkan produknya.

"Sekarang Pak Gubernur tidak peduli yang datang siapa. Silakan datang. Pak Gubernur hanya berpikir orang kreatif, jujur dan produktif kan butuh tempat untuk memasarkan barangnya. Nah, tempatnya dimana ? Itu yang harus kita buat", ujar Ahok.

Karena itu dia menegaskan agar PT JI-Expo mau menerima saham milik Pemprov DKI, dan di tukar dengan penyediaan lahan 5 hektar untuk jualan. "Dulu memang dikasih oleh PT JI-Expo. Makanya kita bilang jangan kasih saham deh. Kamu tarik kembali deh. Mendingan kasih kita 5 hektar tempat untuk jualan", pungkasnya.

sumber : beritasatu.com