Minggu, 23 Februari 2014

Lika-liku Ondel-ondel Utan Panjang Bang Pandi


Siang itu, di samping sebuah rumah pinggiran jalan Utan Panjang, Kemayoran, Jakpus, tampak kesibukan sekelompok anak muda dengan sebuah ondel-ondel besar yang terletak tidak jauh dari mereka.

Anak-anak muda yang tengah sibuk mempersiapkan alat-alat musik dan sound system yang diletakkan di atas gerobak kecil itu bergabung dalam Sanggar Seni Betawi Utan Panjang, Kemayoran.

"Nah.. ini lagi pada persiapan mau keliling dengan ondel-ondel disekitaran sini.." ujar Supandi pimpinan sekaligus pendiri Sanggar Seni Betawi Utan Panjang. "Kebetulan mereka lagi pada kumpul semuanya jadi ya bisa jalan.." lanjutnya.

Ondel-ondel menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Sanggar yang puluhan tahun didirikan olehnya. Dibentuk dari insiatif Supandi melihat banyaknya anak-anak muda di daerahnya, maka dia mendirikan grup seni ini di tahun 1983.

"Yaa.. buat anak-anak muda disini biar ada kegiatannya saja daripada begadang melulu.." kata pria asli Jakarta ini. Awalnya bukanlah sanggar seperti yang dia bilang, tetapi lebih ke grup anak-anak muda yang dia rekrut untuk memeriahkan acara di kampung.

Supandi, Pendiri Sanggar Utan Panjang

Dengan dana seadanya serta tidak memiliki fasilitas memadai, kesulitan dirasakan Supandi pada awal pembentukan grup ondel-ondelnya. Tempat latihan menjadi semacam barang mahal. Tapi itu tidak membuat Supandi patah arang dan tetap membuat ondel-ondel. Ditempat mana saja dia dapat merangkai ondel-ondelnya sendiri dan latihan.

Dengan bahan dari kayu bambu untuk kerangka ondel-ondelnya  dan tabuhan  iringan musik dengan bahan apa adanya menggunakan apa saja yang ada di kampung, Supandi beserta grupnya pun beraksi di jalanan kampung rumahnya.

Tidak hanya minim tempat latihan, tapi juga tempat menaruh ondel-ondelnya waktu itu tidak ada tempat untuk meletakkan kerangka ondel-ondel sehabis pentas. "Pohon-pohon disini sering dipakai buat tempatnya ondel-ondelnya.." katanya.

Bang Pandi pun hanya bisa pasrah melihat ondel-ondel banyak yang rusak karena sinar matahari dan hujan. "yaah.. habis mau gimana lagi..? tempat gak ada.." keluhnya.

Lambat laun seiring waktu berjalan, lantas grup inri berubah menjadi sanggar di tahun 1990. Dan resminya menjadi Sanggar Utan Panjang di tahun  1995. Supandi pun tidak lagi resah akan tempat latihannya. Rumah nganggur yang letaknya di depan jalan Utan Panjang ini pun dapat dibelinya.

Kini, tidak hanya Ondel-ondel saja, Sanggar Seni Betawi Bang Pandi semacam wadah bagi mereka yang berkecimpung dalam kesenian Betawi seperti  Gambang Kromong, Tanjidor, Lenong, dan lain sebagainya.

Tawaran pentasyapun berdatangan, terlebih lagi saat Sanggar Seni tersebut terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta. "Job-job buat sanggar banyak yang berasal dari dinas.." kata Pandi. Bayarannyapun , Bang Pandi berkata cukup untuk semua anggota yang terlibat di dalamnya.

kabarinews.com