Kamis, 08 Agustus 2013

Jurus Jokowi-Ahok 'Jinakan' Preman Ibu Kota


Masalah premanisme di Pasar Tanah Abang, tampaknya kembali menjadi sorotan setelah rencana pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk merelokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) mendapat penolakan.

Gubenur Joko Widodo dan Wagub Basuki  Tjahaja Purnama pun menuding ada preman di balik penolakan itu. Premanisme di Jakarta memang bukan hal baru dan bahkan seolah sulit untuk di berantas.

Kendati pihak aparat telah sering menggelar operasi pemberantasan Preman, namun mere- ka masih saja ada. Mulai dari terminal, pasar tradisional, hingga kawasan bisnis modern, tidak luput dari aksi premanisme.

Sebagai pemimpin baru di Jakarta, Jokowi dan Ahok pun beberapa kali menyebut adanya oknum Preman yang mencoba mengagalkan kebijakan-kebijakannya, khususnya dalam merelokasi pasar maupun permukiman liar, yang terbaru tentu saja dalam merelokasi PKL di Pasar Tanah Abang.

Seolah tidak mau kalah, Jokowi-Ahok pun telah menyiapkan strategi untuk mengatasi Preman dan aksi premanisme di wilayah DKI Jakarta. Mulai dari cara lunak hingga tindakan tegas dengan mengandeng TNI. Mau tahu apa saja strategi Jokowi-Ahok, simak ulasan berikut ini.

1. Pekerjakan Preman Sesuai Keahliannya

Sebelum kisruh penataan PKL di Pasar Tanah Abang terjadi, Ahok pernah mengatakan bahwa Preman tidak harus di singkirkan, bahkan justru ingin mengandeng mereka. "Preman tidak disingkirkan, sesuai kata Pak Gubernur," ujarnya Juni lalu.

Ahok menilai, aksi premanisme muncul karena faktor ekonomi. Dan sebagai pencegahan, di ungkapkan bahwa dirinya bersama Jokowi telah berencana memberikan pekerjaan kepada Preman.

Preman-preman itu nantinya akan di berdayakan dan di berikan pekerjaan sesuai keahliannya. Bisa jadi dengan terpenuhinya kebutuhan hidup mereka, maka aksi premanisme lambat laun dapat terminimalisir.

2. Pemberian Gaji Besar Untuk Preman

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sadar meski di berikan pekerjaan, bukan tidak mungkin orang-orang yang sebelumnya bergelut di dunia Preman bisa kembali melakukan aksi kriminal. Untuk itu, Ahok pun berencana memberi gaji besar untuk para mantan Preman yang insyaf.

Tidak tanggung-tanggung, dalam satu kesempatan Ahok mengatakan sanggup memberikan gaji sebesar Rp 4 juta rupiah, untuk mantan Preman yang di pekerjaan sebagai tukang parkir.

"Kami sanggup menggaji mereka sebesar Rp 4 juta. Itu menjadi target kita. Keberadaan Preman tak dapat di hilangkan begitu saja apalagi di kota besar seperti Jakarta. Untuk menghilangkan aksi premanisme, mereka itu perlu di rangkul dan di pekerjakan," ujarnya.

Ahok percaya dengan mempekerjakan dan memenuhi kebutuhan hidup para Preman, maka aksi premanisme dapat di minimalisir. Pasalnya aksi premanisme di lakukan dengan dasar untuk mencukupi kebutuhan hidup.

“Kita tidak apa-apa membayar orang dengan baik, yang penting masuk ke negara ini lebih baik. Kamu gaji orang Rp 2 juta terima income 30% atau gaji mereka Rp 4 juta, tetapi masuk income 100%. Pilih mana?” tandasnya.

3. Pemberian Modal Kepada Preman Yang Insyaf

Selain akan di pekerjakan dan memberikan gaji yang layak untuk para mantan preman, cari lain yang akan di lakukan oleh Jokowi dan Ahok adalah dengan memberikan modal usaha bagi para mantan Preman.

Ahok menyadari, selain sulitnya lapangan pekerjaan, hal lain yang memicu orang melakukan tindak kriminal adalah karena sulitnya kesempatan untuk melakukan usaha. "Nanti kita beri bantuan modal", ujarnya Juli lalu.

Di akui Ahok bahwa hal yang demikian adalah mencontoh apa yang telah di lakukan oleh Jokowi sewaktu masih menjabat Walikota di Solo. Nantinya, Pemprov akan memberikan sewa kios gratis bagi mantan Preman untuk berdagang dan berusaha.

"Kita buat gratisan, mereka tidak beli, kita undi dan hanya tarik retribusi. Dengan begitu semua orang punya kesempatan sama untuk berusaha, sehingga nantinya dari Preman bisa berubah jadi pengusaha", tandasnya.

4. Ubah Kata Preman Jadi 'Freeman'

Wakil Gubernur DKI Jakarta mengatakan mulai saat ini, ia tidak akan menggunakan lagi kata 'Preman'. Di katakan bahwa hal tersebut karena kata itu kurang di sukai oleh masyarakat, untuk itu Ahok akan menggunakan sebutan yang lebih halus.

Mulai saat ini, Ahok akan memakai kata kata 'Freeman' yang lebih sopan. Sebab, dia tidak menginginkan ada lagi pihak yang tersinggung dengan sebutan tersebut.

"Mulai sekarang ganti kosa kata jadi 'Freeman'. Nanti ada yang tersinggung gara-gara kata 'Preman'. Rupanya itu, bangsa kita lebih suka seperti itu, tau nggak. Jadi kalau mau ganti orang, 'rotasi/mutasi', 'penyegaran'. Preman jadi 'Freeman'. Kalau Mucikari apa tuh ? Haha. Jadi agensi. Musti cari kata-kata yang bagus itu", ucapnya beberapa waktu lalu.

Hal ini di lakukan oleh mantan Bupati Bangka Belitung itu, setelah mendapat kritikan dari beberapa pihak terkait pernyataannya yang sering menimbulkan kontroversial di masyarakat.

5. Rencanakan Bentuk Tim Khusus dengan TNI-Polri

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai banyaknya PKL yang bandel berdagang di tempat-tempat yang di larang, di sinyalir lantaran adanya oknum-oknum Preman yang membekingi.

Ahok merasa kehadiran Satpol PP untuk mengawasi PKL kurang maksimal, karena selain harus berhadapan dengan PKL juga harus melawan para Preman yang bukan merupakan kewenangan mereka. "Ada oknum yang bermain di belakang mereka terutama di titik-titik dekat pasar", ungkapnya.

Untuk mengatasi masalah itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengandeng pihak Kepolisian hingga TNI untuk memberantas preman yang membekingi PKL. Bahkan Ahok mengatakan akan membentuk tim khusus yang di dalamnya terdapat PM, Garnisun, Polisi, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP.

"Kita minta bantuan TNI Brimob, bukan untuk bantuan jaga 24  jam, tapi bantuan pindah ke jalan. Kita kuat-kuatan dan bertindak tegas. Apabila melawan saat penertiban, maka akan di tangkap, sekalian dengan beking mereka", pungkasnya.

Sumber : metropolitan.inilah.com