Kamis, 18 April 2013

Polisi Buru Perampok Penumpang Taksi


Tim buru sergap Polda Metro Jaya terus memburu sopir taksi menyusul perampokan terhadap penumpang di Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (14/4) malam. Pelaku diperkirakan pemain lama yang acap beraksi di angkutan umum tersebut.

"Petugas menelusuri berdasarkan ciri-ciri pelaku dan jenis taksi, sebagaimana diungkap korban," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Selasa (16/4).

Polisi mendalami ciri -ciri pelaku dengan mencari daftar pencarian orang (DPO) terkait kasus kejahatan terhadap penumpang taksi sebelumnya. Aksi yang terjadi di Kemayoran ini, kata Rikwanto, modusnya mirip dengan sejumlah kasus perampokan penumpang taksi sebelumnya.

Peristiwa perampokan di Jalan Angkasa Kemayoran terjadi ketika korban DB menumpang taksi menuju rumahnya melintasi daerah Kemayoran, Jakarta Pusat. Di tengah perjalanan, sopir taksi menghentikan kendaraannya. Tiba-tiba dua orang pria tidak dikenal naik ke dalam taksi.

Satu pelaku mengancam dan menodongkan senjata tajam kepada korban, sedangkan pelaku lainnya mengambil barang berharga di dalam tas korban. "Pelaku memaksa minta PIN ATM korban," ujar Rikwanto.

Setelah diberitahu PIN nya, pelaku mengambil uang tunai Rp 600 ribu, 20 gram kalung emas, satu unit telepon selular, serta menurunkan korban di jalan yang sepi. "Modus seperti ini sering digunakan pada kasus-kasus sebelumnya," kata Rikwanto.

Jalur Busway

Pada hari yang sama, Polres Jakarta Pusat mengungkap modus baru penodongan di jalur TransJakarta. Modus ini terungkap dari operasi pemberantasan premanisme di Jakarta Pusat.

"Modus perampokan di jalur busway biasanya dilakukan saat terjadi kemacetan," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol AR Yoyol di Mapolres, Selasa.

Para pelaku kriminal ini bekerja secara berkelompok. Mereka menjalankan aksinya dengan berbagi peran. Ada yang pura-pura menjadi penyeberang jalan dan ada yang menunggu dengan motor.

"Satu orang biasanya pura-pura lewat di kemacetan untuk melakukan penodongan. Nah temannya ada yang sudah standby pakai motor di jalur busway. Jadi begitu temannya sudah dapat, dia langsung loncat ke motor itu," ujar Yoyol.

Sasaran kawanan ini pengendara yang terjebak macet di jalur TransJakarta, baik pria maupun wanita. Para pelaku juga tak segan-segan melukai korbannya jika melawan.

Operasi pemberantasan preman dimulai dengan operasi cipta kondisi pada 5 hingga 15 April 2013. Hasilnya, sebanyak 281 preman di sejumlah titik di Jakarta Pusat diringkus, dan 8.000 miras disita.

sumber: suarakarya-online.com