Selasa, 02 April 2013

Penertiban PKL Apron Bukan Untuk di Relokasi


Pusat Pengelolaan Kompleks Kemayoran (PPKK) adakan penertiban para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang kerap memacetkan kawasan Apron Kemayoran. Ditegaskan, penertiban itu dilakukan untuk mengembalikan fungsi kawasan, dan bukan untuk merelokasi para pedagang.

"Tidak ada relokasi untuk saat ini dan penertiban tersebut dilakukan karena lokasi itu memang bukan tempat berdagang", ujar Irawan, Kasie Humas PPKK di lokasi penertiban, Senin (1/4).

Selanjutnya dijelaskan, bahwa direksi baru PPKK telah berkomitmen untuk menertibkan kawasan Kemayoran dari para PKL yang menggunakan badan jalan. Sebelum penertiban di Apron, kawasan lain juga telah disterilkan dari PKL.

Dalam penertiban yang pernah dilakukan beberapa waktu berselang, para PKL pun tidak di relokasi. Terdapat alasan lain yang menjadi pertimbangan PPKK, bahwa mengingat para pedagang tersebut telah cukup lama berjualan di kawasan dimaksud.

Dengan kesempatan berdagang selama ini, PPKK yakin bahwa para pedagang telah memiliki modal yang memadai untuk membuka usaha di lokasi resmi lainnya. "Mereka sudah 4-10 tahun berdagang disini dan pasti keuntungannya sudah cukup untuk sewa lokasi resmi di tempat lain", ujar Irawan.

Di tempat terpisah, Wisnu, penghuni di Jalan Apron 1, menyambut positif penertiban yang dilakukan PPKK. Dinilainya keberadaan PKL sudah sangat mengganggu lantaran menghambat arus lalu lintas dan mobilitas warga setempat."Motor aja sulit lewat, apalagi mobil. Jadi wajarlah kalau ditertibkan", ujarnya.

Sebenarnya ruas jalan di lokasi tersebut cukup lapang, dengan lebar lebih dari lima meter. Namun, ternyata jalan yang terdiri dari jalur cepat dan jalur lambat itu penuh sesak dipadati para PKL mulai pukul 15.00 sampai 22.00 WIB.

Pada lokasi dimaksud, terdapat pula Apartemen Mediterania, Apartemen Puri Kemayoran dan Rumah Susun Apron serta Rumah Sususun Dakota. Belum lagi sarana ibadah Masjid Akbar Kemayoran serta ada pula Giant Departemen Strore.

Penggunaan badan jalan oleh para PKL sudah lama dikeluhkan warga yang beraktivitas melewati jalan tersebut. Terlebih keberadaan mereka tidak jarang hingga menutup akses menuju tempat tinggal serta sarana umum dan tempat ibadah.

Sumber : KOMPAS.com