Rabu, 23 April 2014

Minimnya Dukungan Terhadap PKL Kemayoran



Di tengah tingginya gedung pencakar langit terlihat pedagang kaki lima (PKL) memenuhi ruas jalan trotoar, tepatnya di bilangan kemayoran Masjid Akbar, dapat dilihat para PKL tersebut mencoba menjajakan barang dagangannya, dapat dikatakan lokasi tersebut tidaklah jauh dari lokasi PRJ (Pekan Raya Jakarta).

Salah seorang pedagang yang terlihat paling sering membuka barang dagangannya, sebut saja Bapak Rizal, dengan nama lengkap  Bapak Murizal Ma`arif . Lelaki ini berjualan pakaian costum bola. Menurutnya, yang sangat di sayangkan adalah peran pemerintah untuk para pelaku UKM masih minim, padahal UKM ini sangat berperan penting dalam perekonomian Indonesia.

"Karena untuk dizaman sekarang ini mencari lowongan pekerjaan sangatlah sulit, pemerintah mencanangkan hidup sejahtera untuk masyarakat kecil & menengah, tetapi sampai saat ini saya masih sulit mendapat pinjaman mikro, padahal pak rizal sudah memenuhi syarat dalam pengajuan kredit mikro," ungkap Rizal.

Belum lagi masalah lapak, yang setiap harinya Pak Rizal harus mengeluarkan kocek Rp 10.000.- s/d Rp 20.000.- setiap harinya mungkin juga lebih. Nominal itu untuk retribusi lapak sedangkan penjualannya belum tentu dalam 1 hari laku, memang untuk weekend atau hari besar penjualan lumayan, tetapi di  hari senin-kamis setiap ada penagihan retribusi keuntungan hari jumat, sabtu, & minggu di sisihkan untuk retribusi.

Sebelum para PKL berjualan di lokasi ini bapak 24 tahun ini juga berjualan di poncol (Pasar Poncol) yang berlokasi tepat dibelakang statiun pasar senen. Pak Rizal dapat meraup omzet Rp 4.000.000.-/hari disaat weekend atau hari-hari besar nasional.

Kendala yang  dihadapi pada saat ini yakni keamanan tempat usaha, walau Pak Rizal sudah menghimbau PKL Lainnya untuk mengikuti peraturan yang ada di PPKK (Pusat Penggelola Komplek Kemayoran), masih adanya oknum-oknum tidak jelas yang  memanfaatkan keadaan tersebut.

Besar harapan para PKL ini kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan UKM Indonesia. Termasuk pedagang informil (PPKK -red) agar dapat dibina dengan baik, yang nantinya keberadaan para PKL PPKK dapat dialokasikan dengan layak & tempat usaha yang lebih baik.

seputarukm.com