Minimnya pengetahuan orang tua dalam merawat anak sejak bayi hingga balita bisa berdampak buruk. Terbukti di kawasan Jakarta Pusat Ditemukan 17 balita yang mengalami gizi buruk.
Wilayah yang paling besar di dapatkan balita kekurangan gizi terdapat di Kemayoran dengan jumlah tujuh balita yang tersebar, seperti Kebon Kosong dua laki-laki dan satu perempuan, Utan Panjang satu perempuan, Harapan Mulia ada dua perempuan dan satu laki-laki, terakhir Cempaka Baru terdapat dua perempuan dan satu laki-laki.
Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kesehatan Jakarta Pusat Yudhita Endah mengatakan, urutan paling terbesar itu berada di Kemayoran yang mencapai 7 kasus. Sedangkan wilayah lainnya hanya tersebar satu sampai dua kasus saja. Pihak Sudin juga telah menangani semua balita yang terkena gizi buruk seperti perbaikan gizi dan penyuluhan kepada orang tua.
“Balita yang terkena itu ada juga disebabkan faktor penyakit, seperti Ispa, TBC, dan Diare,” ucap Yudhita kepada Kominfomas JP, saat ditemui dikantornya di Jalan Percetakan Negara, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (11/5).
Yudhita menambahkan, tahun 2016 laporan balita kekurangan gizi telah menurun. Pasalnya tahun 2015, sekitar 24 balita mengalami gizi buruk, sedangkan tahun ini hanya 17 balita. Ia menjelaskan temuan balita kurang gizi disebabkan terkena sakit lain dan minimnya pengetahuan orang tua dalam menyajikan makanan.
“Kita harap warga melapor jika anaknya kekurangan gizi,” ucap Yudhita.
Pihaknya juga telah menangani masalah balita kekurangan gizi, seperti penanganan intervensi atau masukan perbaikan gizi seperti pemberian makanan tambahan, penyuluhan dan memberikan susu F 100. Kita juga meminta kepada masyrakat untuk membawa anak mereka menimbang ke posyandu untuk menimbang anak mereka.
“Ciri kekurangn gizi itu, berat badan tidak sesuai dengan umur balita. Kita telah bawa balita ke posyandu guna mendapat penanganan, kalau perlu ke puskesmas hingga ke rumah sakit,” terangnya.
sumber : radarkota.com
.jpg)
