Rabu, 27 November 2013

Insiden Penyiraman Kopi Dokter Fransiska



Siram Dokter dengan Kopi Panas, Pasien RS Husada Dipolisikan

FM (37), seorang dokter di RS Husada, Jakarta Pusat, menjadi korban penganiayaan seorang pasiennya, HH (50). Karena kesal, HH menyiramkan kopi panas panas ke badan dokter FM. Apa pemicunya?

"Saat itu tersangka merupakan pasien korban. Sebelum kejadian, korban yang merupakan dokter mengucapkan kata-kata yang menyingung tersangka dengan menyebut ada hubungan dengan wanita berusia 18 tahun," kata Kapolsek Sawah Besar Kompol Shinto Silitonga, Kamis (21/11/13).

Kejadian itu terjadi pada Senin 18 November lalu di kamar 226 RS Husada, Jakarta Pusat. Tidak cuma menyiram kopi panas, HH juga berulang kali memukul wajah Dokter FM.

"Korban mengalami luka memar pada pipi sebelah kiri, luka lecet dan bengkak pada bibir bawah bagian, serta luka merah pada lengan tangan kiri," ujar Shinto.

HH pun diamankan polisi. Dari tangannya, polisi menyita beberapa barang bukti berupa 1 gelas kopi styrofoam berwarna oranye, 1 jas dokter berwarna putih yang tersiram kopi, serta bukti visum.

"Atas perbuatan itu, tersangka terancam Pasal 351 KUHP dengan ancaman penjara paling lama 2 tahun 8 bulan," jelas Shinto. [Posted: 21/11/13]

Dokter Kandungan yang Disiram Kopi Pasien Sudah Diperiksa RS

Pihak RS Husada, Jakarta Pusat, sudah meminta keterangan dokter spesialis kandungan, Dr FM. Permintaan keterangan ini terkait pelaporan Dr FM kepada pendamping pasien HH yang menyiramkan kopi kepada dirinya.

"Malam itu juga kami sudah meminta keterangan. Dirut juga sudah tahu," kata Penanggung jawab Humas RS Husada Happy Herawati, Jumat (22/11/13).

Menurut Happy, selepas kasus penyiraman itu, dr FH sudah diminta keterangan oleh pihak rumah sakit. Pihaknya juga sudah memeriksa beberapa saksi.

Kasus penyiraman kopi itu sudah masuk ke polisian. Dr FM melaporkan HH ke polisi karena menyiramnya dengan air kopi. Disebutkan, HH menyiram kopi karena tersinggung dengan pernyataan Dr FM.

Rencananya, Dr FM yang melaporkan pasien HH atas penyiraman kopi akan membeber kasus yang menjadi perhatian publik itu. Sedianya, Dr FM akan blak-blakan hari ini, tetapi rencana itu urung dilakukan.

"Hari ini nggak jadi memberikan keterangan pers, karena dokter baru pulang mengantar suaminya yang sakit," ujar Happy.

Pasca kasusnya mencuat penyiraman, Dr FM tidak masuk kerja. Namun ketidak hadiran Dr FM dikarenakan mengantar suaminya yang sedang sakit.

"Tadinya mau hari ini konferensi pres. Tapi nanti dokter akan memberikan pernyataan, dokter yang langsung akan memberikan penjelasan," ungkap Happy. [Posted: 22/11/13] 

Dokter Disiram Kopi, RS Husada: Kami Tidak Menyalahkan Pelaku

Peristiwa penyiraman kopi panas dokter spesialis kandungan di RS Husada, Jakarta Pusat, cukup mencengangkan. Sebab, kejadian itu dipicu karena pelaku merasa tersinggung atas perkataan dokter. Saat ini kasus itu sudah masuk ke kepolisian.

"Ya, mungkin saat itu dia khawatir dengan kondisi pasangan. Tapi reaksinya ternyata agak berlebihan. Ya, banyak faktor psikologis, tapi itu di luar konteksnya," kata penanggung jawab Humas RS Husada Happy Herawati, Jumat (22/11/13).

Happy mengatakan, kejadian itu bisa disebabkan banyak faktor. Salah satunya faktor psikologi pelaku yang tidak menentu.

Dokter yang disiram, Dr FM, memang terkenal sangat suka berkomunikasi dengan siapa pun termasuk dengan pasien. Namun kemungkinan, saat itu kondisi psikologis pelaku sedang tidak baik.

Meski begitu, dirinya tidak berarti membela dokter atau menyalahkan pelaku. Sebab, tidak ada yang bisa menebak perubahan psikologis seseorang.

"Kami tidak menyalahkan, yang namanya reaksi emosi. Tapi kan bisa disampaikan dan seharusnya tidak sampai ada kontak fisik, apalagi itu wanita. Jadi kami tidak menyalahkan pelaku," tandas Happy.

Insiden itu terjadi pada Senin 18 November lalu di kamar 226 RS Husada, Jakarta Pusat. Tidak cuma menyiram kopi panas, pelaku berinisial HH juga berulang kali memukul wajah Dr FM.

"Sebelum kejadian, korban yang merupakan dokter mengucapkan kata-kata yang menyinggung tersangka dengan menyebut ada hubungan dengan wanita berusia 18 tahun," kata Kapolsek Sawah Besar Kompol Shinto Silitonga, Kamis (21/11/13). [Posted: 22/11/13] 

Polisi Belum Periksa Kejiwaan Penyiram Kopi ke Dokter RS Husada

Polisi terus mendalami kasus penyiraman kopi panas oleh HH (50), seorang pasien Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat, kepada Dr FM (37). Sebelumnya, HH menyiram badan Dr FM dengan kopi panas karena merasa tersinggung.

"Untuk kasus penyiraman kopi ini masih terus diproses oleh pihak kepolisian," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto di kantornya, Jakarta, Jumat (22/11/13).

Untuk sementara, polisi belum akan memeriksa kondisi jiwa HH. Polisi masih menunggu keterangan yang bersangkutan dan saksi-saksi lainnya. "Kita tunggu saja hasil pemeriksaan," jelasnya.

Polisi masih menghimpun keterangan-keterangan sejumlah saksi hingga kasus ini dinyatakan lengkap. "Keterangan yang perlu akan kita gali agar berkas kasus ini lengkap. Pertama pelapor dan saksi kemudian terlapor sendiri," ujar Rikwanto.

Sebelumnya, Kapolsek Sawah Besar Kompol Shinto Silitonga mengatakan, hingga kini HH masih menjalani proses hukum. Sejauh ini polisi juga sudah memperoleh sejumlah bukti visum et repertum luka, satu buah gelas sterefoam warna oranye dan satu buah baju dokter warna putih yang tersiram air kopi.

Akibat penyiraman kopi panas kepada dokter kandungan RS Husada itu, HH dijerat dengan Pasal 351 KUHP dengan ancaman penjara paling lama 2 tahun 8 bulan. [Posted: 22/11/13] 

Kronologi Penyiraman Kopi Versi Dokter Fransiska

Dokter Fransiska Mochtar, ahli kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat, yang disiram dan dipukuli oleh seorang pengantar pasien berinisial HH memaparkan kronologi kejadian pada Senin 18 November lalu. Kala itu, Fransiska tengah menangani pasien DR yang diantar HH.

Pada pukul 18.30 WIB, Fransiska berada di dalam kamar praktiknya dan mulai memeriksa sejumlah pasien. Sekitar pukul 19.00 WIB DR masuk diantar HH. Sesaat setelah mendengarkan keluhan DR, Fransiska menganjurkan pasien itu melakukan tes laboratorium, sehingga tindakan medis yang diambil tidak salah.

Setelah itu Fransiska menjelaskan hasil laboratorium di RS Husada akan keluar dalam waktu 30 menit. Seketika itu HH bertanya mengapa kondisi DR. Apakah kondisi DR sedemikian gawat sehingga harus tes laboratorium. Mendengar pertanyaan itu, Fransiska kembali mengatakan sebaiknya DR dibawa ke laboratorium, agar bisa didiagnosa dengan akurat.

"Saat saya suruh ke lab, HH terus bertanya, sedangkan DR hanya diam saja. 'Kenapa harus ke lab, apakah ini sudah gawat dan kenapa bisa seperti ini'," tutur Fransiska seraya menirukan ucapan HH di RS Husada, Jakarta, Sabtu (23/11/13).

HH dan DR kemudian menuruti anjuran Fransiska. DR kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa kondisinya. Sekitar pukul 19.40 WIB, Fransiska memerintahkan suster pendamping untuk mengambil hasil laboratorium DR. Hasil tes itu diserahkan kepada DR.

Pukul 19.50 WIB, HH dan DR datang kembali membawa hasil laboratorium. Setelah membaca secara keseluruhan, Fransiska lantas menjelaskan bagaimana hal tersebut bisa terjadi seperti ini kepada DR. Kemudian HH menanyakan apakah wanita lain bisa terkena seperti halnya DR, Fransiska menjawab iya. Saat itulah HH melontarkan kata-kata kasar.

"Dokter kurang ajar, anjing," ucap Fransiska menirukan ucapan HH. "Saya tidak bisa mengungkapkan penyakit apa yang diderita pasien DR, karena itu kode etik kedokteran," sambungnya.

Saat medapat makian itulah, Fransiska mengeluarkan telepon genggam untuk merekam ucapan HH. Lalu ia menanyakan kepada HH apa hubungannya dengan pasien DR. Namun HH berteriak hubungan itu bukan urusan Fransiska. HH langsung menyiramkan kopi yang ada di tangannya dan memukul beberapa bagian tubuh Fransiska.

"Tiba-tiba HH nyiram kopinya ke muka, rambut dan jas saya sudah basah semua, untung kopinya tidak terlalu panas. Dia juga memukul pipi kiri saya sekali dan beberapa kali ke tubuh saya, dan tangan berkali-kali," tutur Fransiska.

Kejadian tersebut dilihat oleh suster asisten. Dan suster asisten itu langsung memanggil suster lainnya. Akhirnya HH diusir oleh pihak keamanan rumah sakit.

"Suster asisten memanggil suster yang di luar dan saat masuk melihat saya sedang dipukul HH, lalu memanggil security dan dipisahkan oleh security," ujar Fransiska. Setelah pemukulan, Fransiska menjalani visum di RSCM.

Sebenarnya, kata Fransiska, DR bukan baru kali ini berobat ke RS Husada. DR pertama kali menjadi pasien Fransiska sejak 6 bulan yang lalu. "Datang pertama 6 bulan yang lalu waktu masih berumur 17 tahun, tapi keluhannya berbeda," kata dia.

Fransiska mengklaim apa yang dia lakukan sudah sesuai Standard Operating Procedures (SOP) sebagai dokter. Apa yang ia tanyakan kepada HH terkait hubungan dengan DR itu penting untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas pasien.

"Kalau pihak keluarganya pasien itu boleh mengetahui apa saja yang diderita pasien, itu penting, itu sebabnya kenapa saya tanyakan kepada HH ketika itu," jelas Fransiska. [Posted: 23/11/13] 

Pertanyaan Ini Bikin Dokter Fransiska Disiram Kopi dan Dipukul

Tidak hanya disiram kopi, dokter Fransika Mochtar juga mengaku dipukuli oleh HH yang mendampingi pasien DR saat berobat ke rumah sakit Husada, Jakarta Pusat. Akibatnya, dokter ahli kebidanan dan kandungan itu mengalami memar-memar.

Menurut Fransiska, penyiraman itu bermula saat HH memberondongnya dengan pertanyaan seputar penyakit yang diderita DR. Entah karena tak puas atau sebab lain, HH kemudian memaki Fransiska. Karena dimaki, Fransiska mengeluarkan telepon genggam untuk merekamnya.

Kemudian, Fransiska bertanya kepada HH. "Apa hubungannya dengan pasien DR?" Namun HH malah berteriak jika itu bukan urusan Fransiska. "Tiba-tiba HH nyiram kopinya ke muka, rambut dan jas saya sudah basah semua, untung kopinya tak terlalu panas," tutur Fransiska di Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/13).

"Dia juga memukul pipi kiri saya sekali dan beberapa kali ke tubuh saya, dan tangan berkali-kali," tambah Fransiska.

Kejadian tersebut dilihat oleh suster asisten. Dan suster asisten itu langsung memanggil suster lainnya. Akhirnya HH diusir oleh pihak keamanan rumah sakit. "Suster asisten memanggil suster yang di luar dan saat masuk melihat saya sedang dipukul HH, lalu memanggil security dan dipisahkan oleh security," ujar Fransiska.

Kini, polisi masih menyelidiki kasus ini. HH terancam dijerat dengan Pasal 351 KUHP dengan ancaman penjara paling lama 2 tahun 8 bulan. [Posted: 23/11/13] 

Dokter Fransiska Menangis: Kenapa HH Pukul Saya..?

Dokter Fransiska Mochtar menangis saat memaparkan kronologi penyiraman kopi dan pemukulan yang dilakukan oleh HH saat mengantar pasien DR ke Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat, pada 18 November silam. Fransiska merasa tidak patut diperlakukan kasar.

"Kenapa dia (HH) tega memaki saya, dan menyiram kopi ke saya, dan memukul saya? HH berani memukul saya, apakah dia tak punya anak dan istri?" kata Fransiska sembari meneteskan air matanya di RS Husada, Jakarta, Sabtu (23/11/13).

Sebagai seorang dokter ahli kebidanan dan kandungan, Fransiska sudah melaksanakan tugasnya sesuai Standard Operating Procedure (SOP) kedokteran. "Kalau saya bekerja tidak sesuai SOP, mana mungkin pasien saya banyak," ujar dia.

"Saya selalu memberikan treatment positif dan tak langsung mendiagnosa pasien sebelum dilakukan beberapa pemeriksaan dan tindakan," sambung Fransiska.

Karena diperlakukan kasar, Fransiska tidak terima. Ia bertekad terus membawa kasus ini ke jalur hukum sampai HH jera. Meski kepada polisi HH mengaku penyiraman kopi dan pemukulan itu dilakukan untuk membela diri.

"Saya kan perempuan, HH bilangnya membela dirinya. Memang apa yang saya lakukan kepadanya? Badan HH saja lebih besar dari saya. Ini saya perempuan, dan jika dibiarkan, HH bisa melakukan ke perempuan-perempuan lainnya," cetus dia.

Fransiska menderita luka lebam di pipi sebelah kiri karena dipukul HH. Dia juga mengaku trauma. Namun, demi melaksanakan kewajibannya sebagai dokter kandungan, Fransiska tetap bekerja seperti biasanya.

"Selain lebam, saya juga ada trauma. Tapi atas dukungan beberapa pasien saya melalui SMS dan telepon, serta teman-teman sejawat, saya tetap bekerja," tandas Fransiska. [Posted: 23/11/13] 

Dokter Fransiska Terus Diintimidasi si Penyiram Kopi

Intimidasi yang dilakukan HH terhadap dokter Fransiska Mochtar tidak hanya terjadi di Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat. Intimidasi juga berlanjut di Mapolsek Sawah Besar pada Selasa 19 November yang lalu, saat Fransiska akan melaporkan penyiraman kopi dan pemukulan yang dilakukan oleh HH.

"Pelaku HH itu mengancam dan mengintimidasi saya terus, 'ayo kamu cepat laporkan dan akan saya teror terus kamu'. Dia intimidasi saya jam 1 sampai jam 2 pagi di ruangan penyidik. Kami 1 ruangan," kata Fransiska di RS Husada, Jalan Mangga Besar, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/13).

Menurut Fransiska, HH mengancam akan mengundang sejumlah awak media dan akan menyebarkan berita yang menyudutkannya di media sosial. "Pelaku mengatakan 'kamu akan diberitain ke TV dan disebar di twitter dan facebook. Awas kamu'," ungkap Fransiska.

Menurut Fransiska, ancaman HH itu memang terbukti. Berita yang menyudutkannya memang tersebar ke sejumlah media massa. "Benar saja saya disudutkan dan tidak berimbang beritanya, setelah diintimidasi, saya juga ditelepon terus-menerus oleh nomor tak dikenal," ujar dia.

Meski demikian, Fransiska akan terus melakukan langkah-langkah hukum agar kejadian yang sesungguhnya bisa terkuak. "Sekarang sedang proses di penyidik kepolisian, agar kebenaran terbukti jalur hukum terus berlanjut," pungkas Fransiska.

Kasus penyiraman kopi dan pemukulan itu terjadi pada 18 November. Kala itu Fransiska menangani pasien DR yang diantar oleh HH. Dalam proses penganganan, HH memberondong Fransiska dengan pertanyaan.

Fransiska pun bertanya kepada HH apa hubungannya dengan pasien DR. Namun, HH malah memaki-maki. Fransiska mengaku mengeluarkan telepon genggam untuk merekam makian itu. Namun HH tiba-tiba menyiramkan kopi dan memukulinya. [Posted: 23/11/13] 

Dokter Fransiska Sempat Ajak HH si Penyiram Kopi Berdamai

Dokter ahli kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Husada Jakarta Fransiska Mochtar, korban penyiraman kopi dan pemukulan oleh pendamping pasien DR (18) berinisial HH (50), sempat menawarkan jalan damai atau cara kekeluargaan kepada HH.

"Saya waktu di Polsek Sawah Besar itu bilang sama HH, saya tidak akan melaporkan dan memperpanjang kasus ini jika Anda meminta maaf secara baik-baik," kata Fransiska saat menggelar jumpa pers di RS Husada, Jakarta, Sabtu (23/11/13).

Namun, lanjut Fransiska, HH malah menantangnya dan mengintimidasi dirinya saat berada dalam satu ruangan penyidik di Mapolsek Sawah Besar pada Selasa 19 November lalu, kala Fransiska akan melaporkan penyiraman kopi dan pemukulan ini.

Meurut Fransiska, niat baiknya itu justru ditanggapi berbeda oleh HH. HH menganggap dirinya salah dan diminta agar tidak melaporkan ke polisi. "Saya diintimidasi kalau lapor, dia juga lapor. Itu kopi tumpah. Saya bilang ke pelaku, kalau Bapak salah, silakan minta maaf," ujar Fransiska.

Tak hanya itu, lanjut Fransiska, saat berada di Mapolsek Sawah Besar, HH juga mengaku kenal dengan Kapolsek Sawah Besar Kompol Shinto Silitonga. "Silakan kamu lapor, saya kenal baik dan teman dekat Pak Kapolsek Shinto," ucap Fransiska menirukan ucapan HH.

Fransiska menjelaskan, DR adalah pasien rawat jalan, bukan pasien rawat inap. Menurutnya, DR pertama kali menjadi pasiennya sejak 6 bulan lalu, tapi dengan keluhan berbeda. "Datang pertama 6 bulan yang lalu waktu masih berumur 17 tahun, tapi keluhannya berbeda. DR bukan pasien rawat inap," ujarnya.

Atas kejadian tersebut, Fransiska menegaskan, ia akan terus melakukan langkah hukum agar kejadian yang sesungguhnya terkuak. "Sekarang sedang proses di penyidik kepolisian, agar kebenaran terbukti, jalur hukum terus berlanjut. Agar HH juga jera tidak melakukan hal sama ke orang lain nantinya," pungkas Fransiska.

Penganiayaan kopi panas ke badan Fransiska ini terjadi pada Senin 18 November lalu di kamar 226 RS Husada, Jakarta Pusat. HH diduga kesal kepada Fransiska. Tak cuma menyiram kopi panas, HH juga berulang kali memukul wajah dokter FM.

Menurut Kapolsek Sawah Besar Kompol Shinto Silitonga, sebelum kejadian penyiraman kopi, Fransiska diduga mengucapkan kata-kata yang menyingung HH dengan menyebut ada hubungan dengan wanita berusia 18 tahun.

Akibat penganiayaan ini, Fransiska mengalami luka memar di pipi kirinya, luka lecet dan bengkak pada bibir bawah bagian, serta luka merah pada lengan tangan kirinya.

HH pun diamankan polisi. Dari tangan HH, polisi menyita beberapa barang bukti berupa 1 gelas kopi styrofoam berwarna oranye, 1 jas dokter berwarna putih yang tersiram kopi, serta bukti visum. Atas perbuatannya, HH terancam Pasal 351 KUHP dengan ancaman penjara paling lama 2 tahun 8 bulan. [Posted: 23/11/13] 

Penyiram Kopi ke Dokter Fransiska Mengaku Teman Dekat Kapolsek

Dokter Fransiska mengatakan HH yang menyiramkan kopi dan memukuli tubuhnya tidak hanya mengintimidasi. Saat berada di Mapolsek Sawah Besar, HH juga mengaku kenal dengan Kapolsek Kompol Shinto Silitonga.

"Silakan kamu lapor, saya kenal baik dan teman dekat Pak Kapolsek Shinto," kata Fransiska menirukan ucapan HH, saat menggelar konfrensi pers di RS Husada, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/13).

Menurut Fransiska, saat diperiksa polisi pada 19 November, HH mendampingi DR, pasien yang diantarnya ke RS Husada, dan seseorang berlogat Melayu. Kala itu, HH juga berujar permasalahan tersebut tidak akan merugikannya meski Fransiska melapor ke polisi.

"Saya kenal banyak dengan polisi. Kita lihat hukum di Indonesia. Saya akan bereskan. Mudah hukum di Indonesia," ujar Fransiska, kembali menirukan ucapan HH. Selain itu, Fransika menyebut HH mengaku kenal banyak wartawan.

Namun Fransiska tidak takut dengan intimidasi HH. Dia tetap melaporkan penyiraman kopi dan pemukulan itu ke polisi. Kasus itu kini masih berproses, dan HH diancam dengan pasal 351 KUHP dengan ancaman penjara paling lama 2 tahun 8 bulan. [Posted: 23/11/13] 

Penyiram Kopi ke Dokter Fransiska Pakai Alamat Palsu..?

Polisi menemukan rumah HH (50), penyiram kopi dan pemukul Dokter Fransiska Mochtar, berada di sebuah kompleks perkantoran. Temuan itu diterima Rumah Sakit Husada dari polisi.

"KTP dia (HH) di Jalan Raya Gunung Sahari 85. Tapi coba ke sana, di sana itu ruko dan kantor. Nggak ada tempat tinggal," kata pengacara Fransiska, Mangatur Sianipar dalam jumpa pers di Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/13).

Sementara, pasien yang diantar oleh HH, DR, diketahui tinggal di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat. DR sudah beberapa kali berobat ke Rumah Sakit Husada.

Mangatur mendesak polisi melakukan penahanan terhadap HH. Fransiska juga akan menjerat HH menggunakan pasal penganiayaan dan perbuatan tidak menyenangkan. Sebab, HH sudah berbuat di luar batas.

"Alasan penahanan, Pasal 21 KUHAP ada beberapa pasal, di antaranya Pasal 4 ayat 4a perkara pidana diancam 5 tahun penjara atau lebih. Tapi di b ada pasal khusus, hukumannya tidak sampai 5 tahun tapi bisa ditahan. Juga pasal 351 penganiayaan dan 355 perbuatan tidak menyenangkan," ujar Mangatur.

Pertanyaannya, bagaimana HH bisa sampai membawa kopi ke ruang pemeriksaan itu? Terkait hal itu, Ketua Komite Hukum dan Etik Rumah Sakit Husada Andreas Sofiandi mengatakan, memang tidak ada larangan bagi siapapun untuk membawa makanan dan minuman ke dalam ruang pemeriksaan.

Oleh karena itu, saat HH membawa kopi dari luar, tidak ada yang melarang. "Untuk bawa minuman kopi tidak dilarang karena bukan ruangan steril," ujar dia.

"Tidak ada larangan, tapi kalau masuk ke ruangan steril, tidak boleh," tambah Andreas. [Posted: 23/11/13] 

Hubungan Penyiram Kopi dengan Pasien Dokter Fransiska Diselidiki

Polisi terus mengusut kasus penyiraman kopi dan pemukulan terhadap dokter Fransiska Muchtar oleh HH saat menangani pasien DR di Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat. Tidak hanya itu, polisi juga menelusuri hubungan antara HH dan pasien DR.

"Pemanggilan ini juga berkaitan hubungan HH dan DR. Hubungan keduanya juga akan kami dalami," kata Kapolsek Sawah Besar Shinto Silitonga, Senin (25/11/13).

Shinto menjelaskan, pendalaman hubungan HH dan DR dirasa cukup penting untuk mengungkap peristiwa 18 November itu. Sebab, penyiraman itu diduga berawal saat HH tersinggung saat ditanya hubungannya dengan DR oleh Fransiska.

"Berdasarkan laporan awal, keributan itu disebabkan tersangka tersinggung atas perkataan dokter," lanjutnya.

Untuk itu, tambah Shinto, keterangan dari HH dan DR sangat diperlukan. "Keterangan ini juga untuk mengeksplor motif atau alasan tersangka sampai marah seperti itu," tambah Shinto.

Polisi memang menjadwalkan pemanggilan terhadap HH, Fransiska, DR, perawat, dan satpam Rumah Sakit Husada. Namun, hingga kini belum ada konfirmasi kedatangan dari orang-orang yang dipanggil tersebut.

Kasus penyiraman kopi dan pemukulan itu terjadi pada 18 November. Kala itu Fransiska menangani pasien DR yang diantar oleh HH. Dalam proses penganganan, HH memberondong Fransiska dengan pertanyaan.

Fransiska pun bertanya kepada HH apa hubungannya dengan pasien DR. Namun, HH malah memaki-maki. Fransiska mengaku mengeluarkan telepon genggam untuk merekam makian itu. Namun HH tiba-tiba menyiramkan kopi dan memukulinya. [Posted: 25/11/13] 

Dekat dengan HH Penyiram Kopi, DR Sering Dijemput Pakai Mobil

Ayah DR (18), Zen Rusdy, mengakui kedekatan hubungan anaknya dengan HH (50) tersangka penyiram kopi terhadap dokter Fransiska Mochtar, dokter ahli kebidanan dan kandungan rumah Sakit Husada Jakarta, Senin, 18 November silam. Bahkan, menurut Zen, setiap mengunjungi dan mengajak DR jalan-jalan HH selalu memakai kendaraan pribadi.

"Iya sedang pendekatan dengan Mas HH itu. Betul pakai mobil kalau datang suka jemput dan antar anak saya," kata Zen, di kediaman, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (26/10/13).

Zen berujar, dirinya merasa heran dengan pemberitaan yang tersebar di media massa, jika HH melakukan tindak penyiraman kopi dan pemukulan terhadap dokter Fransiska. Sebab, dimata Zen, HH adalah orang yang baik dan sopan.

"Saya juga baru dengar-dengar ini dari anak saya dan TV, nggak percaya. Mas HH itu lembut dan sabar setahu saya dan baik banget," ujar Zen.

Meskipun ia mengetahui jarak usia antara anaknya dengan HH terpaut jauh , Zen tak bisa melarang. Selain HH yang dinilai mapan, menurut Zen HH selalu berkelakuan baik kepada anaknya dan dirinya.

"Cuman saya sebagai orangtua menyetujui. Soalnya selama ini baik, sabar si HH itu. Ya pokoknya baik banget sama anak saya," pungkas Zen. [Posted: 26/11/13] 

Keluarga DR Tak Restui Hubungan dengan HH Penyiram Kopi Dokter

Pihak keluarga besar DR (18) tak merestui hubungannya dengan HH (50), tersangka penyiram kopi terhadap dokter ahli kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Husada Fransiska Mochtar. DR adalah pasien RS Husada dan pasien langganan Fransiska.

Tante korban berinisial U mengatakan, DR dan HH tak direstui karena memang banyak perbedaan yang mecolok.

"DR kan masih anak baru gede dan belum tahu apa-apa, dapetnya orang berumur pula. Selain itu HH juga bukan muslim setahu kami," kata tante DR di kediamannya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (26/10/13).

Tante DR yang enggan disebutkan namanya itu juga mengatakan, status HH yang mengaku sebagai duda itu tak pernah ditunjukkan secara pasti. "Dia (HH) ngaku duda, tapi nggak pernah nunjukin KTP lah atau saksi yang benar dia duda," paparnya.

Di tempat yang sama, nenek DR mengatakan, cucunya memang selama bertahun-tahun tinggal di rumahnya. "Dari kecil sampai lulus SMA DR tinggal bareng sama kami, di sini keluarga besar ngumpul semua," ungkap R.

Namun, saat ini DR dan keluarganya tidak tinggal bersama lagi dengan nenek dan tantenya sejak 6 bulan lalu. "Pindah sekarang mas ke Kelurahan Utan Panjang, tapi kami nggak tahu RT berapanya," ucap nenek DR.

Sang nenek pun menyatakan, ia tidak rela cucunya tersebut berhubungan dengan orang yang umurnya terpaut jauh di atasnya.

Selain itu, tante DR juga mengaku, keponakannya itu sudah 1 tahun dekat dengan HH.

"Iya DR lulus SMA kan 2012, setelah lulus itu baru kenal sama HH. Tapi dibawa kerumah itu pas Juni kemarin dan keluarga sudah mengetahui kedekatannya kira-kira setahun lalu," kata rante DR.

Setelah diperkenalkan itulah, DR dan HH mulai menunjukkan kedekatannya terhadap keluarga. Bahkan DR tak segan-segan berpenampilan seksi jika HH datang bertandang ke rumah keluarga besarnya.

"Kalau dia (HH) datang itu DR nggak malu dekat-dekatan duduknya, padahal ada nenek. Pakai celana pendek sama kaus yang cuman tali saja itu," ujar nenek DR.

Namun nenek beserta tante DR tak bisa melarang sikap DR tersebut, lantaran ibu dan ayah DR tak pernah melarang anaknya. "Nenek sih sudah bilang sama orangtuanya kalau nenek punya cucu jangan seperti itu. Tapi orang tuanya DR malah seperti mendukung DR."

Nenek DR berujar, ia bersama anak-anaknya yang lain hanya bisa pasrah dengan apa yang menimpa cucunya. Ia menambahkan, keluarga sebetulnya sudah selalu berusaha menegur DR, namun tidak pernah digubris.

Sebelumnya, dokter Fransika Mochtar mengaku disiram dan dipukul beberapa kali pada bagian tubuhnya dan mengakibatkan memar dibagian pipi sebelah kirinya oleh pendaming pasien DR (18) berinisial (HH) pada Senin 18 November malam. [Posted: 26/11/13] 

Nenek Tak Setuju, Ayah Tetap Restui DR dan HH si Penyiram Kopi

Meski keluarga besar DR (18) tidak merestui hubungannya dengan HH (50), tersangka penyiram kopi terhadap dokter ahli kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Husada Fransiska Mochtar, ayahanda DR, ZR tetap merestui hubungan anaknya tersebut. Salah satu anggota keluarga yang menentang adalah nenek DR, R (70).

Menurut R, cucunya belum pantas menjalin hubungan serius, apalagi dengan pria berumur 50 tahun. R mengaku tidak rela jika cucunya berhubungan dengan orang yang usianya terpaut jauh.

"Nenek melihat cucu nenek si DR itu tidak tega, dia itu anak belum tahu apa-apa. Tapi bapaknya dia (DR) yang susah, malah tetap saja membolehkan," ucap R lirih, di kediaman keluarga besar DR, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (26/10/13).

Sementara, ayahanda DR, ZR tetap merestui hubungan anaknya dengan HH. Alasannya, HH dinilai sabar dan baik "Saya sebagai orangtua menyetujui, soalnya selama ini baik sama DR dan saya. Sabar si HH itu yang saya tahu," kata ZR.

Bahkan ZR yakin anaknya akan hidup berkecukupan jika hubungan anaknya bisa sampai ke jenjang pernikahan dengan HH. "Ya Mas HH itu perhatian sama anak saya, suka kasih anak saya gitu," ujar ZR.

ZR mengungkapkan, sejak 6 bulan lalu, dirinya bersama istri dan DR sudah tinggal bersama dengan keluarga besar di Kelurahan Kebon Kosong. Mereka sudah pindah ke Kelurahan Utan Panjang. Selain itu, pekerjaan DR di perusahaan garmen membuat dirinya dan keluarga jarang bertemu dengan DR.

"Anak saya DR kerja di garmen, jarang bertemu, sekarang saja tidak ada. Memang dia suka dikirim-kirim ke luar kota sampai 2-3 bulan, ada mess-nya juga di situ," ucap ZR.

HH saat mendampingi DR ke RS Husada menyiram kopi ke dr Fransiska Mochtar. HH juga memukul dr Fransiska beberapa kali pada bagian tubuhnya sehingga mengakibatkan memar di pipi kiri pada Senin 18 November malam. [Posted: 26/11/13] 

Ayah DR Bantah Anaknya Pacaran dengan HH Penyiram Kopi Dokter

Kedekatan HH (50) -tersangka penyiram kopi terhadap dokter ahli kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Husada Fransiska Mochtar- dengan DR (18) diakui oleh keluarga. Namun, ayah DR, Zen Rusdy menolak bila anaknya disebut pacaran dengan HH.

"Baru pendekatan, bukan pacaran, waduh nggak benar juga tuh kabarnya," kata Zen, di kediamannya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (26/10/13).

Zen mengungkapkan, kedekatan anaknya dengan HH baru terjalin selama satu tahun. HH pun baru berkunjung ke rumahnnya sekitar 7 bulan lalu.

Kala itu, DR baru saja lulus sekolah pada 2012 lalu. Setelah itu, DR ikut bekerja bersama dengan teman-temannya. Kepada Zen, DR mengaku pernah bekerja di Jakarta Fair Kemayoran saat ulang tahun Jakarta.

"Dia kerja macam-macam sama teman-teman sekolahnya. Saya nggak tahu persis kerjanya apa, cuma pernah cerita kerja di PRJ waktu ramai-ramai itu. Nah, di situ makin dekat," ungkapnya.

Melihat kedekatan itu, Zen mengaku tidak bisa menolak jika nantinya hubungan anaknya dengan HH berlanjut. Meski, Zen juga menyadari usia antara anaknya dengan pria yang dikenalnya sebagai pengusaha itu terpaut cukup jauh.

"Saya sebagai orang tua menyetujui. Solanya selama ini baik, sabar si HH itu. Ya pokonya baik banget sama anak saya," pungkas Zen.

Sebelumnya, dokter Fransika Mochtar mengaku disiram dan dipukul beberapa kali pada bagian tubuhnya dan mengakibatkan memar dibagian pipi sebelah kirinya oleh pendamping pasien DR (18) berinisial (HH) pada Senin 18 November malam. [Posted: 27/11/13] 

Tersangka Penyiram Kopi ke Dokter Dikenal Sebagai Bos

HH (50) tersangka penyiram kopi kepada dokter Fransiska dikenal dekat dengan DR (18). Ayah DR, Zen Rusdy mengaku anaknya sudah kenal dengan HH selama setahun terakhir.

"Kenal hampir satu tahun, kenal di luaran tapi pastinya gak tahu," kata Zen, di kediaman, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (26/10/13).

Zen mengungkapkan, perkenalan itu berawal ketika DR lulus SMA tahun 2012 dan ikut bekerja dengan teman-teman sekolahnya. Namun, HH baru diperkenalkan kepada dirinya 7 bulan lalu.

"Nah 6 apa 7 bulan kemarin langsung datang ke rumah, ya saya terima. Masa orang mau kenal saya tolak," ujar Zen.

Meski begitu, Zen belum pernah mengunjungi rumah HH. Zen hanya mengetahui HH bekerja sebagai pimpinan salah satu perusahaan.

"Dia (HH) bos pengusaha setahu saya. Ya tahunya bos gitu pengusaha saja tapi saya gak tahu dibidang apanya," pungkas Zen.

Sebelumnya, dokter Fransika Mochtar mengaku disiram dan dipukul beberapa kali pada bagian tubuhnya dan mengakibatkan memar dibagian pipi sebelah kirinya oleh pendamping pasien DR (18) berinisial (HH) pada Senin 18 November malam. [Posted: 27/11/13]

news.liputan6.com