Kamis, 14 Juli 2011

Engkong Eman :


MIMPI ADALAH WANGSIT SEJUTA MAKNA

Semua orang dalam tidurnya pasti pernah mengalami mimpi. Sebagian ada yang menganggapnya sebagai bunga tidur belaka. Namun ada pula yang meyakini bahwa itu merupakan suatu pertanda baik ataupun buruk. Konon impian itu sebenarnya memiliki makna tertentu bagi kehidupan manusia. Meskipun demikian tidak semua orang mampu mengartikan segala mimpi yang pernah dialaminya.

Tak jarang suatu impian ditafsirkan dengan dilandasi hal-hal yang bersifat dugaan-dugaan belaka. Semisal mimpi gigi tanggal atau benda jatuh, maka diartikan sebagai musibah. Mimpi kebanjiran artinya bakal dapat rezeki ( berupa uang ). Bahkan yang lebih parah lagi, bagi para pecandu judi semisal togel, impian-impian tertentu lantas mereka kaitkan dengan nomor atau angka keberuntungan.

Menurut Engkong Eman ; seorang penafsir mimpi, sesungguhnya impian itu merupakan wangsit  dari alam ghaib yang menjadi sinyalemen penting bagi kehidupan manusia. Dimasa lalu nenek moyang kita justru mengandalkan impian sebagai sumber inspirasi mereka. Bahkan andai terdapat suatu permasalahan pelik, maka merekapun cenderung menunggu wangsit yang hadir lewat impian sebagai solusi dari problematika yang ada.

Hal yang demikian dapat dimungkinkan karena kala itu banyak sekali para ahli tafsir mimpi. Sungguh berbeda dengan sekarang, dimana orang banyak mengandalkan perasaan dan akal pikiran yang belum tentu jelas kebenarannya. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi, saat ini banyak pula dicetak berbagai tafsir mimpi yang dikarang secara sembrono. Oleh karenanya dihimbau kepada masyarakat luas agar jangan sampai terkecoh oleh buku-buku semacam itu.

Engkong Eman menutup perbincangan dengan menghimbau agar kita jangan terlalu cepat percaya pada pihak-pihak yang mengaku sebagai ahli tafsir mimpi. Pasalnya, dari sekian banyak yang mengklaim sebagai pakar mimpi, paling-paling hanya sepuluh prosennya saja yang betul-betul dapat membuktikan validasi dari penafsirannya itu. Dan iapun lantas mengakui bahwa diantara orang yang sedikit itu bukanlah termasuk dirinya. 

Heri Abdullah