Selasa, 25 Januari 2011

Kisah Terungkapnya Sindikat ABG di Facebook


Andai LCS tidak berpacaran, maka sindikat prostitusi ABG (Anak Baru Gede) di situs jejaring sosial Facebook tidak akan terungkap 'cinta monyet' antara LCS dengan seorang pemuda membuat persahabatan tujuh ABG retak.

Ketujuh ABG itu adalah 'peliharaan' seorang mucikari bernama Dedek (29). Mereka adalah LCS (15), KKS (15), AC (15), VYL (13), ZV (l5), NF (16), dan AS (15). Ke tujuh ABG itu tinggal di satu kampung kawasan Manggarai, Jakarta Selatan.

Persahabatan LCS dengan keenam temannya retak karena LCS memacari seorang pemuda yang merupakan sahabat teman-temannya itu. Pada suatu hari, mereka ber enam meminta pertang- gung-jawaban dari LCS.

"Di depan Pasar Raya Manggarai, LCS di keroyok enam temannya itu hingga babak belur. Anak saya VYL ikut juga menghajar LCS", tutur DD yang berprofesi sebagai tukang ojek, di rumahnya, kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (23/1).

Selanjutnya, melihat wajah anaknya membiru, orangtua LCS melaporkan hal ini kepada guru LCS di sebuah SMP Swasta di Jalan Pariaman. Sang guru kemudian memeriksa identitas LCS di akun Facebook. Ia curiga melihat beberapa foto LCS bersama enam temannya dan Dedek di dalam kamar sebuah hotel.

Beberapa hari kemudian, pihak sekolah mengundang semua orangtua, termasuk petugas Kepolisian Sektor Metro Setiabudi. "Saya tadinya dipanggil untuk kasus pengeroyokan. Awalnya, polisi menyampaikan kasus perkelahian remaja. Kemudian, sang guru membeberkan foto-foto muridnya yang terlibat prostitusi via Facebook", ujar DD.

Setelah itu, polisi menyingkirkan kasus perkelahian remaja dan beralih ke kasus lain, yaitu penjualan anak di bawah umur. Petugas menanyakan Dedek ke para orangtua yang hadir, apakah ia benar tinggal di sana. "Saya jawab, benar sekali. Dedek itu tetangga saya", ujar DD yang di amini beberapa orangtua lainnya.

Suatu hari, DD di minta untuk menunjukkan rumah Dedek, dan beberapa saat kemudian, lima petugas Polsek Setia Budi datang dan menanyakan hubungan perempuan itu dengan ke tujuh gadis di dalam foto. Awalnya Dedek berusaha mungkir, namun setelah di desak, akhirnya dia mengaku sebagai germo dari para ABG tersebut.

"Kepada polisi, dia (Dedek) bilang anak-anaknya saja yang bandel, tapi akhirnya ngaku mengirim LCS dan kawan-kawan ke sebuah apartemen di Kemayoran", ujar DD. Dan akhirnya Dedek langsung di giring ke kantor polisi. Namun mengingat TKP berada di Kemayoran, polisi menyerahkan penanganan kasus tersebut kepada Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat.

Dedek Datang, Gadis-gadis ABG Kena Rayuan

Setiap hari lingkungan RW 6, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, biasanya tenang seperti pemukiman kalangan menengah ke bawah. Jalan kecil beraspal dipenuhi anak-anak berlarian ke sana ke mari. Sementara itu ibu-ibu asyik berkumpul ngerumpi dan bapak-bapak bekerja di sekitar Terminal Bus Manggarai yang tak jauh dari tempat mereka tinggal.

Namun suasana seolah berubah tatkala seorang wanita bernama Dedek (29) pindah ke rumah mertuanya di Jalan Saharjo Gang Bakti 4. Sebelumnya, dia tinggal di rumah orang tuanya di Jalan Menteng Sukabumi, Jakarta Pusat. Belakangan, pada Desember 2010, Dedek diketahui sering mengajak para ABG tetangga barunya untuk makan-makan di sebuah lokasi.

VYL, anak DD, dan enam teman kumpulnya adalah yang paling sering di ajak Dedek, hingga akhirnya anak-anak SMP itu terjebak dalam dunia prostitusi. Sebagai germo, modul oberandi Dedek dalam menawarkan anak-anak tersebut kepada para pria hidung belang, yakni melalui Facebook.

Menurut DD, Dedek sudah dua tahun menyalurkan anak-anak ke pelanggan. "Dedek di usir dari rumah orang tuanya di Jalan Menteng Sukabumi gara-gara kerja begituan sampai pindah ke sini dan meracuni anak-anak kami", ujar pria yang berprofesi sebagai tukang ojek di dekat Terminal Bus Manggarai itu.

DD dan keluarga anak korban penjualan anak via Facebook lain menduga, suami Dedek yang menganggur ikut terlibat. "Suaminya pasti ikut karena sehari-hari nganggur tapi HP-nya baru terus dan duitnya banyak", ujar DD, Minggu (23/1). "Saya lihat suaminya kadang mengantar Dedek ke Apartemen Puri Kemayoran pakai motor, terus balik lagi", lanjutnya.

Kendati menantunya tengah terjerat dalam tuduhan trafficking atau perdagangan anak, namun hubungan mertua Dedek dengan para warga sekitar masih tetap harmonis. Yang jelas, segenap warga RW 6, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, menyatakan dukungan moral kepada keluarga korban penjualan anak melalui Facebook itu.

Selanjutnya para keluarga korban berharap agar Kepolisian Sektor Metro Jakarta Pusat sanggup menangani dan menuntaskan kasus yang menimpa anak mereka. DD pun siap mendukung penuh anaknya di persidangan seraya menuntut tersangka di beri hukuman yang setimpal.

Selain menangkap Dedek sang mucikari, polisi juga menahan Alay, konsumen tetap para ABG tersebut di sebuah kamar di Apartemen Puri Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (18/1). Keduanya di tangkap bersama tujuh gadis ABG yang menjadi korban trafficking atau perdagangan anak.

"Saya khawatir karena tersangka Alay ini kan orang berduit. Takutnya, hakim tidak adil beri hukuman", ungkap DD yang juga lantas mendatangi Komisi Nasional Perlindungan Anak pimpinan Arist Merdeka Sirait untuk meminta dukungan dan bantuan sosial bagi anak-anak mereka, Kamis (20/1)

Pembeli ABG Hobi Bermain Seks Bersama

Alay (53), pria hidung belang yang membayar cewek ABG Rp 2 juta, ternyata memiliki perilaku seks yang agak aneh. Setiap kali berhubungan intim, dia selalu di temani oleh dua atau tiga cewek sekaligus atau istilahnya bermain threesome.

"Setiap kali melakukan hubungan intim, tersangka sering ditemani oleh dua atau tiga ABG secara bersama-sama", kata Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar, Hamidin, Rabu (19/1) sore. "Tindakan itu di lakukan untuk memuaskan fantasi seksual", lanjutnya.

Dari hasil pemeriksaan sementara, Alay mempunyai keinginan seks yang tinggi atau hiperseks. Oleh karena itu, setiap kali kencan dia bisa memesan lebih dari satu cewek anak baru gede (ABG). Mereka kemudian bermain seks secara bersama-sama.

Praktik threesome ala Alay itu dijalani sejak 4 Januari 2011. Semua kegiatan mesum itu dilakukan di tempat tinggal Alay di Kamar 207 A Lantai 7 Apartemen Puri Kemayoran Tower 2, Jakarta Pusat.

Sementara itu, para ABG tersebut, ujar Hamidin, bersedia berhubungan dengan Alay lantaran alasan ekonomi. Uang hasil dari berkencan dengan Alay untuk membeli berbagai kebutuhan mereka, seperti ponsel dan pakaian bermerek.

Setiap kali kencan para ABG tersebut minimal memperoleh uang Rp 350.000. Adapun Dedek (29) yang menyalurkan para ABG itu memperoleh komisi minimal Rp 150.000 per orang.

"Kami masih melakukan penelusuran untuk mengetahui apakah ada orang lain yang terlibat. Untuk saat ini, kami menetapkan dua orang tersangka (Dedek dan Alay). Para ABG itu hanya sebagai korban", tutur Hamidin. Dedek dan Alay dijerat dengan Pasal 88 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Sebelumnya diberitakan, penjualan tujuh ABG oleh mucikari kepada pria hidung belang di gagalkan polisi. Praktik prostitusi itu dilakukan di Apartemen Puri Kemayoran, Selasa (18/1) petang. Para ABG tersebut dijanjikan akan dibayar Rp 2 juta. Mereka ternyata masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).

Para orangtua ABG tersebut minta Komnas Perlindungan Anak turun tangan. Mereka khawatir Dedek dan Alay bebas dari tahanan jika tidak dikawal lembaga yang berkompeten. "Si Alay saja pengacaranya dua orang, bisa-bisa dia bebas. Kami harap Komnas Anak mau ikut mengawal kasus ini", ujar salah satu orangtua ABG, di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (19/1) siang.

Dikatakannya, para orangtua sangat geram dan meminta Alay dan Dedek dihukum seberat-beratnya. Tersangka Dedek, lanjut Guntur, merupakan menantu dari salah satu warga setempat. Dia baru tinggal di lingkungan itu sekitar empat bulan belakangan. Penampilannya selalu seksi dengan pakaian mini dan riasan yang cukup tebal. "Padahal mertuanya itu sangat alim", ujarnya.

Hal senada diungkapkan orangtua korban lainnya. Menurutnya, anaknya berubah menjadi anak nakal, sering membantah orangtua, dan keluar malam akibat di hasut Dedek. "Padahal sebelum Dede pindah ke sini, tidak ada peristiwa semacam ini. Kami harap dia dihukum seumur hidup. Kalaupun nanti keluar penjara, kami akan usir", ujarnya.

sumber : kompas.com