Kontras : Polisi Salahgunakan Kekuasaan
Penghuni Mess Papua dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) me- nyatakan bahwa Polisi telah ber- tindak sewenang-wenang dalam penangkapan warga Papua di Mess yang berlokasi di jalan Kepu Selatan, Kemayoran, Jakarta Pusat itu, pada Sabtu (28/5).
Julius Safingga, salah seorang penghuni Mess Papua mengemukakan, Polisi tidak menunjukan surat apapun pada saat penangkapan. "Tidak menyampaikan informasi sebelumnya, tidak ada surat penangkapan dan penahanan. Hampir semua kamar Mess di masuki polisi," tutur Julius, di kantor Kontras, Jakarta Pusat, Kamis (9/6).
Julius mengungkapkan, polisi yang datang juga memukul 12 orang yang dianggap pelaku perusakan Warnet di Gang Bajing, Kemayoran, sehari sebelumnya. "Mereka memukul 12 orang yang di tangkap dan mengacak-acak isi lemari. Ada yang memaki dengan kata-kata kasar", katanya.
Kepala Divisi Hukum dan HAM Kontras, Sri menjelaskan, perilaku sewenang-wenang adalah bentuk penyalahgunaan kekuasaan. "Ini sudah menyalahi aturan. Sesuai man- datnya, anggota kepolisian hadir untuk mengayomi dan melindungi masyarakat. Anggota Polsek Kemayoran dan Polres Jakarta Pusat secara jelas telah menggunakan kekuasaan untuk melakukan penangkapan dan penggeledahan", tutur Sri.
Terkait kejadian itu, Kontras dan penghuni Mess Papua mendesak Kepala Polda Metro Jaya untuk segera memeriksa para anggota kepolisian yang dianggap telah melakukan tindakan penyalahgunaan kekuasaan. "Tadi pagi kami mendatangi Polda Metro Jaya dan diterima Kepala Bidang Humas (Komisaris Besar Baharudin Djafar). Dia menanggapi positif laporan kami", ujar Sri.
Kepala Polres Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Polisi Muhammad Firman Norsa mengemukakan, prosedur penangkapan sudah sesuai aturan, tidak ada bentuk kekerasan dari pihak kepolisian. "Tidak ada (anggota) kita berbuat seperti itu, apalagi mengeluarkan kata-kata kasar. Kami jalankan sesuai prosedur kepolisian", pungkas Firman.
sumber : megapolitan.kompas.com
.jpg)
