Rabu, 27 Maret 2013

Dari Mayor untuk Kampung Kemayoran


Siapa tak kenal Kemayoran? Di tempat inilah Indonesia punya bandar udara untuk pertama kalinya. Disini jugalah, dulu klub kebanggaan warga Jakarta Persija biasa latihan. Tak heran julukan Macan Kemayoran begitu lekat dengan klub tersebut. Namun, tak banyak yang tahu dari mana nama Kemayoran itu.

Menurut cerita dari mulut ke mulut, pada waktu Jakarta masih bernama Batavia, kampung yang kini bernama Kemayoran dulunya masih banyak terdapat lahan kosong. Penduduknya pun masih terbilang sedikit dan rumah pun masih sangat jarang.

Diantara sedikit bangunan langka itu terdapat sebuah rumah yang sangat mencolok karena bertingkat dua. Penduduk kala itu menyebutnya dengan, Gedung Tinggi. Saat ini sudah tak ditemukan lagi jejak-jejak peninggalan rumah yang terletak di Jl Garuda, Jakarta Pusat itu.

Di dalam Gedung Tinggi tersebut, menurut kisah, tinggal seorang Mayor Belanda bernama Ann yang akrab dan punya banyak teman warga pribumi. Warga dan temannya itu sering berkunjung ke rumah Mayor Ann. Dari kunjungan tersebut timbul kalimat tegur sapa. "Mau ke mane bang? Mau ke Mayor Ann," begitu biasa orang dahulu bertegur sapa.

Lantaran seringnya kata-kata itu muncul, lama-lama warga semakin lekat dengan kata tersebut. Maka muncullah nama kampung yang tadinya belum punya nama itu menjadi Kemayoran yang diambil dari nama Mayor Ann tadi.

Namun, cerita berbeda dikatakan Sejarawan Betawi, JJ Rizal. Menurutnya, nama Kemayoran memang benar berasal dari seorang Belanda yang berpangkat Mayor. Namun bukan berasal dari Mayor Ann (Ann van Rest) tapi berasal dari seorang Belanda bernama Isaac De Saint Martin, penguasa dan pemilik tanah yang sangat luas kala itu di wilayah Kemayoran.

"Dulu namanya belum disebut Kemayoran sampai tahun 1816 masih disebut Mayoran dari kata Mayor. Itu pangkat kemiliteran," ungkap sejarawan muda Betawi itu kepada beritajakarta.com, Senin (25/3).

Dikatakan Bang Rizal, begitu panggilan akrabnya, dari nama Mayor Isaac De Saint Martin itulah kemudian berkembang namanya menjadi Kemayoran. "Dia itu pemilik tanah yang luas banget, tanahnya ada juga di sekitar Kali Bekasi, Cinere, terus di sekitar Ancol, luasnya mencapai ribuan hektar," terangnya dengan logat Betawi yang kental.

Kala itu, tutur Rizal, Isaac De Saint Martin adalah seorang pejabat Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC) yang juga terlibat dalam beberapa peperangan dengan rakyat Nusantara di berbagai daerah yang menentang penjajahan. Di antaranya di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada waktu kompeni Belanda berperang menghadapi Trunojoyo dan Sultan Agung Tirtayasa.

"Awalnya pada tahun 1662 pada waktu dia masih berpangkat letnan dan terlibat perang di daerah Chocin, kemudian ikut serta perang di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada saat kompeni membantu Mataram menghadapi Pangeran Trunojoyo. Dia juga pernah terlibat perang dengan Sultan Agung Tirtayasa," tandasnya.

sumber: www.beritajakarta.com