Selasa, 08 Mei 2012

Anak Kemayoran Tolak Jokowi dan Alex ?


Senin (7/5) terjadi aksi demo di Bundaran HI, oleh sekitar 60 pemuda yang menamakan diri Gerakan Muda Peduli Jakarta (GMPJ). Demo tersebut tampak menyerang dua kandidat Calon Gubernur DKI Jokowi dan Alex Nurdin.

Terlihat dari selebaran yang dibagi-bagikan kepada pengendara mobil yang melintas, berisi rincian kesalahan kedua kandidat tersebut terkait jabatannya di wilayah masing-masing.

Humas GMPJ, Tio Utomo (30), membantah bahwa aksi ini adalah upaya black campaign terhadap kandidat-kandidat tersebut. Disebutkan, Alex terkendala persoalan kasus dugaan korupsi Wisma Atlet dan juga sempat diterpa isu kawin lagi. Sementara pencalonan Jokowi terkendala tunggakan rekening listrik di kota Solo, mobil Esemka yang diproduksi dengan produk dari mobil lain, budaya korupsi yang tinggi di Pemkot Solo, dan meningkatnya penduduk miskin. 

Pendemo membeberkan spanduk bertuliskan “Jokowi=Alex Tidak Amanah”. Saat ditanyakan tentang bukti-bukti atas tuduhan-tuduhan itu, Tio mengaku memiliki bukti banyak. "Buktinya ada di selebaran yang kami berikan", tegasTio.

Selanjutnya Tio mengatakan, pihaknya tidak hanya akan mengkritisi kedua orang itu saja, tetapi juga calon-calon lainnya, dan mereka hanya menginginkan Jakarta yang lebih baik.  Mereka juga akan  mengungkap fakta-fakta keempat kandidat lain untuk memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. "Nanti biarkan masyarakat yang memilih", tegasnya.

Konon adalah organisasi yang bermarkas di wilayah Kemayoran. Namun sepetinya hanya gerakan spontan, mengingat hingga kini GMPJ belum memiliki anggota tetap. Jadi dapat simpulkan bahwa ini bukan komunitas anak Kemayoran.

Nah, setelah kasus keributan di Solo, disusul dengan adanya selebaran yang menyerang Jokowi, apakah ini sebuah indikasi serangan gelap dalam rangka peruntuhan citra ?

Hal demikian selaras dengan pendapat seorang tokoh PDIP, Pramono Anung, bahwa ada aktor dibelakang kerusuhan Solo. Walau begitu, tidak diketahui apakah ada keterkaitan GMPJ dengan peristiwa Solo mengingat belum ada bukti yang merujuk ke arah itu.

Selain Jokowi,  Alex Nurdin juga mulai diserang, beberapa minggu sebelumnya dilaporkan ke KPK soal keterlibatannya pembangunan wisma atlet di Palembang. Kini ada gerakan dari kawasan Kemayoran, GMPJ yang mulai menyerang kedua kandidat tersebut dengan terbuka.

Upaya pengkondisian tersebut jelas merupakan upaya upaya provokasi, yang menurut ilmu intelijen adalah tindakan provokasi dan agitasi seperti yang disinyalir presiden. Provokasi adalah untuk mengganggu kondisi, dan keseimbangan, mempengaruhi target yaitu konstituen.

Agitasi adalah tindakan untuk membentuk opini, jelas pembentukan opini yang negatif. Jadi semakin jelas ada sebuah gerakan untuk menyerang kedua calon yang berasal dari luar Jakarta tersebut.

Kedepan, kita akan melihat serangan demi serangan bisa saja akan bermunculan terutama terhadap cagub yang berada diposisi tiga besar, oleh karena itu mereka harus siap menghadapinya. Rakyat Jakarta sudah banyak yang pintar, karena itu kadang serangan yang tidak berkelas justru hanya akan menjadikan bahan tertawaan publik. Yang penting, jangan giring massa kearah yang berniat buruk dan anarkis.

Itu saja. Biarkan rakyat yang menilai. Yang rugi siapa? Selain yang diserang, jelas Bang Foke rugi besar, karena bukan tidak mungkin dia yang dituduh dibelakang aksi semua ini. Karena itu Bang Foke dan Nara mesti sabar. Tidak usah pake marah-marah. Begitu?

sumber : kompasiana.com