Rabu, 07 Oktober 2015

Kisah Gang Laler, Eks Bandara hingga Jadi Sarang PSK




Gang Laler di Kemayoran, Jakarta Pusat, kini tinggal kenangan. Kawasan ilegal itu telah ditertibkan. Namun, ada sekelumit kisah di balik nama Gang Laler. Begini ceritanya.

Blok B1 Kemayoran atau yang dikenal dengan sebutan Gang Laler berdiri di atas tanah milik Badan Pengelola Kawasan Kemayoran (BPKK) yang berada di bawah Setneg. Tanah tersebut tepatnya berlokasi di antara Jalan Garuda, Jalan Kemayoran Gempol dan Jalan Benyamin Sueb. Tak ada tulisan Gang Laler di lokasi tersebut. Nama Gang Laler awalnya muncul dari mulut-mulut warga.

Ada beberapa versi terkait sejarah Gang Laler ini versi warga. Salah seorang warga Gunung Sahari Selatan, Dullah (62), menceritakan nama Gang Laler muncul karena di kawasan tersebut banyak warga yang berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK). Mereka menyebut PSK tersebut sebagai laler.

"Ya laler itu tanda kutip lah," ujar Dullah saat ditemui di Jl Garuda, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (6/10/2015).

Menurut Dullah, Blok B1 sudah beberapa kali dibongkar oleh Pemprov DKI Jakarta. Namun karena tidak segera dimanfaatkan, warga lagi-lagi menduduki lahan itu. "Yang nempatin bolak-balik ya orang-orang semacam itu lagi (PSK)," kata Dullah yang sengaja datang untuk melihat proses pembongkaran.

Menurut Dullah, PSK di kawasan tersebut rata-rata berusia di atas 35 tahun. Mereka memiliki keluarga, namun tidak dibina dengan baik. Bahkan menurutnya, ada beberapa balita yang kekurangan gizi.

Warga lain, Sirajuddin, mengatakan sebutan Gang Laler karena Blok B1 dahulu merupakan tempat kerumunan banyak orang. Banyak anak muda nongkrong, pedagang kaki lima hingga para sopir dan kondektur bus dalam kota. Sirajuddin merupakan warga Kebon Kosong dan telah tinggal di kawasan tersebut sejak lahir.

"Jadi kalau datang sekelompok orang, pada bilang 'awas ada laler, ada laler," ujar mantan Ketua RW 4 Kebon Kosong, Kemayoran ini.

Menurutnya, Blok B1 merupakan area bandara pada tahun 1980. Tak jauh dari lokasi tersebut, banyak didirikan pemukiman warga.

Karena Blok B1 tidak dimanfaatkan, warga menempati lahan tersebut tanpa izin. "Kalau emang kagak boleh, kenapa pas kite pada bangun dibiarin? Giliran sekarang baru pada digusurin. Diratain semua rumahnya sama tanah," protes Sirajuddin.

Namun saat ini Gang Laler lebih dikenal sebagai sarang PSK. Sejumlah warga yang ditanya mengapa kawasan tersebut disebut Gang Laler, menjawab dengan spontan, bahwa itu adalah kawasan PSK.

"Kalau siang saja kelihatannya kucel-kucel gitu. Kalau malem dandan mereka, cantik-cantik. Tapi tarifnya murah," kata salah seorang tukang ojek yang mangkal di lokasi itu, Maman.

Maman enggan menjelaskan lebih lanjut soal tarif PSK. Ia hanya membenarkan bahwa area tersebut memang sarang PSK.

sumber : news.detik.com