Jumat, 22 April 2016

Banjir di Kemayoran Akibat Drainase Buruk




Hujan deras yang mengguyur DKI Jakarta sejak Rabu (20/4) malam menyebabkan sebagian wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat, tergenang air. Di tempat itu, banjir bahkan terus menutup jalan selama sehari berselang.

Berdasarkan pantauan pada Kamis (21/4) siang, banjir di Kemayoran terlihat di Jalan Kepu Barat dan Kepu Dalam setinggi kurang lebih 40 centimeter. Adapun di Jalan Kepu Utara dan Kepu Timur, genangan air yang semula setinggi 30 cm sudah terlihat surut.

Di Kemayoran, genangan paling parah terjadi di underpass Blosoom Gandhi School, Kelurahan Kebon Kosong. Upaya penyedotan air setinggi 80 cm terus dilakukan di jalan penghubung kawasan Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPKK) dan Kecamatan Kemayoran tersebut hingga siang.

"Kendaraan yang lewat dialihkan ke jalan lain. Soalnya enggak bisa dilewati. Air dipompa pakai mesin portable dari Suku Dinas Tata Air dan Pemadam Kebakaran (Jakarta Pusat)," terang Kepala Satuan Tugas Polisi Pamong Praja Kecamatan Kemayoran, Sihole, di lokasi.

Banjir yang menyebar di Kemayoran dipicu tidak berfungsinya dengan baik saluran drainase jalan. Air terus menggenang tanpa terbuang ke saluran pembuangan. Awetnya genangan air terjadi di Jalan Bangau II, V, dan VI, serta Jalan Bungur Raya tepat di depan Kantor Pengadilan Negeri Jakpus.

Hingga sehari berselang jelang petang, ketinggian air masih 20-40 cm. Penyedotan dilakukan oleh petugas menggunakan dua unit armada mobil pemadam kebakaran. Air yang ada di permukaan Jalan Bungur Raya dialihkan ke saluran pembuangan melalui underpass Kemayoran Jalan Benyamin Sueb.

Namun, langkah tersebut tidak serta-merta jadi solusi. Lantaran di underpass turut terjadi genangan air. Disinyalir, daya tampung saluran pembuangan tidak mampu mengalihkan banyaknya air yang datang dari Jalan Bungur Raya dan Gunung Sahari.

Dengan begitu, timbul titik genangan air di sekitar underpass. Langkah nihil juga terjadi saat petugas melakukan pemompaan air ke sejumlah saluran penghubung (PHB). Air yang dibuang ke saluran tidak berjalan secara lancar.

"Jadi masalah karena permukaan Kali Ciliwung lebih tinggi daripada jalan. Jadi air pada tumpah ke jalan. Sementara saluran PHB tidak mampu menampung," jelas Camat Kemayoran, Heri Purnama.

Akibat genangan tersebut, sejak siang hingga malam lalu-lintas dari arah Kemayoran menuju Sawah Besar dan sebaliknya terjadi kemacetan hingga sepanjang sekitar 3 kilometer. Begitu pula dengan laju kendaraan yang datang dari Jalan Gunung Sahari. Seluruh kendaraan harus berjalan pelan dan bergantian saat melintas di lokasi.

"(Genangan) air akan surut apabila debit air di Kali Ciliwung menurun. Untuk saluran air harusnya beroperasi dengan baik, karena terus diperiksa secara rutin," tandasnya.

sumber : mediaindonesia.com