Rabu, 16 Desember 2015

Seribuan PKL Dekat Mesjid Akbar Kemayoran Digusur




Seribuan pedagang kaki lima (PKL) yang tiap malam mangkal di kawasan Masjid Akbar Kemayoran,Jakarta Pusat gagal berjualan pada Selasa malam ini. Pasalnya, lokasi yang berada di antara bangunan rusun dan komplek apartemen Kemayoran, dijaga ratusan petugas Satpol-PP dan polisi.

Atas perintah Kasatpol-PP DKI Jakarta, Kukuh Hadi Santosa, ratusan anggota Satpol-PP dari DKI maupun Pemkot Jakpus, sudah berjaga di lokasi sejak sore.

Sejumlah PKL yang mau nekat menggelar lapak di badan jalan raya dekat Masjid Akbar tersebut diusir Satpol-PP yang diback-up petugas Polres Metro Jakarta Pusat. “Selain tak henti-hentinya mengusir PKL, kami juga memutus ratusan sambungan listrik liar,” ujar Santosa, salah satu petugas di Jalan Landas Pacu, Kemayoran, Selasa (15/12) malam.

Suasana saat ini jadi gelap gulita. Yang terlihat hanya ratusan petugas gabungan berikut puluhan mobil dinas. Sedangkan PKL yang sebenarnya telah disediakan lokasi pengganti di seberang jalan atau tepatnya di  eks-Gang Laler, tidak ada yang mau menempati. “Petugas cuma menyiapkan tenda-tenda kecil dan tempatnya sepi pembeli. Kami nggak mau dipindah ke sana,” ujar Mursidin, pedagang pakaian.

Sebelumnya, lebih dari seribu PKL tiap hari sejak pukul 16.00 hingga tengah malam, menggelar lapak, gerobak, maupun mobil toko, berjualan aneka produk barang dan kuliner. Jumlahnya dari hari ke hari terus bertambah, sehingga seluruh badan jalan raya di kawasan Masjid Akbar, Rusun Boeing, Apron, Dakota, serta komplek gedung apartemen Kemayoran, jadi penuh sesak PKL dan pengunjung.  Di satu sisi keberadaan PKL ini menumbuhkembangkan ekonomi rakyat, namun sisi lainnya sangat mengganggu ketertiban umum.

“Bukan hanya PKL miskin yang jualan di sini, tetapi juga ratusan pedagang berduit yang menggelar bazar di tengah jalan. Mereka semua pada punya mobil pribadi diparkir di Runway Kemayoran,” kata Syarif, warga Kebon Kosong. Menurutnya, keberadaan PKL di sini sebenarnya menyenangkan bagi warga kalau jumlahnya tidak terlalu banyak. “Kalau PKL-nya cuma sekitar 200-an sih enak, jalanan masih longgar. Tapi kalau jumlahnya mencapai ribuan bikin puyeng tiap hari. Kami mau lewat susah,” tambahnya.

sumber : poskotanews.com