Dua tahun bersama Joko Widodo memimpin DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, bicara keras soal pelaksanaan event Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran. Acara tahunan itu memang digelar dalam rangkaian perayaan HUT Jakarta.
Saat itu, Ahok, sapaan Basuki, protes dengan PRJ Kemayoran yang tak membuka kesempatan buat stand UMKM. Tak hanya itu, Ahok juga menilai banyak pemalakan yang terjadi salah satunya biaya parkir yang tinggi. Hingga akhirnya keduanya membuat PRJ tandingan dengan konsep yang lebih merakyat di Monas.
Gencarnya promosi PRJ tandingan yang digagas Jokowi bersama Ahok selama dua tahun lalu, ternyata cukup meyakinkan warga. Meski dalam pelaksanaannya tetap saja ada beberapa kendala dan tak terlalu banyak peminat kecuali saat ada pentas musik.
Saat PRJ Kemayoran dianaktirikan, panitia mengaku omzet mereka menurun. Tapi Ahok menyebut bukan karena PRJ tandingan omzet PRJ Kemayoran menurun, tapi karena kelas barang yang dipasarkan berbeda.
"Enggak kok. Kelasnya beda. Pameran di mana-di mana silakan aja. Pameran mobil selalu penuh kan. Orang demen. Karena kelasnya beda," ujar Ahok saat itu.
Tapi setelah dua tahun berturut-turut sejak 2013 PRJ tandingan diadakan, pada 2015 ini dipastikan hanya ada satu PRJ yakni PRJ Kemayoran. Alasan Ahok hanya fokus di PRJ Kemayoran karena banyak panitia sudah menyediakan lahan untuk UMKM. Itu pula yang buat Ahok kaget saat tahu ada PRJ Senayan yang diresmikan wakilnya, Djarot Saiful Hidayat.
"Makanya saya bilang ke Pak Wagub, kita sudah pernah coba di Monas waktu sama Pak Jokowi. Jadi ini semua main manfaatin kita cari duit doang. Jadi lebih baik kita tekan di JIExpo PRJ kasih lebih banyak ruangan untuk UMKM yang murah," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (1/5).
Tahun ini, stand UMKM mendapatkan lahan lebih kurang satu hektare. Ahok juga memastikan, PRJ Kemayoran kali ini dikelola profesional tak seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Dia lebih profesional, sampah enggak kelihatan, lalu dia harus kasih tiket gratis untuk orang yang sudah tua dan tidak mampu gitu. Dia lakukan," jelas dia.
Belajar dari dua tahun kegagalan dirinya dan DKI mengelola PRJ tandingan, Ahok memastikan kegiatan macam itu tak akan ada lagi. Karena dalam pelaksanaannya, pedagang dan oknum nakal tetap sulit dibersihkan.
"Makanya dia pintar resmiin dan catut (nama Pemprov) supaya banyak orang mau ikut. Duit orang diambil terus nggak ada listrik lah promosi lah, kan kurang ajar. Mereka cuma mau cari untung," jelasnya.
Dia pun berharap Djarot tak mengulang lagi kesalahannya, karena ternyata PRJ Senayan bernasib seperti PRJ tandingan Monas.
"Makanya saya bilang ke Pak Wagub nggak bisa lagi kayak gini. Bagi saya ini tidak boleh terjadi lagi. Tahun depan nggak boleh lagi keluar surat pakai wagub, nggak ada cerita surat dari wagub," pungkasnya.
www.merdeka.com