Kamis, 02 Februari 2012

Rapat Dewan Pembina Partai Demokrat di Kemayoran


Setidaknya terdapat dua skenario dan empat orang juga di siapkan sebagai pengganti Anas Urbaningrum apabila Ketua Umum Partai Demokrat itu men- jadi tersangka atau terdakwa dalam sejumlah kasus korupsi.

Dua hal tersebut, menurut seorang anggota Dewan Pembina Demokrat, Adjeng Ratna Sumirat, di sampaikan dalam Rapat Dewan Pembina yang berlangsung 23 Januari lalu di kawasan PRJ Kemayoran, Jakarta Pusat.

Menurut Adjeng, Rapat berjalan lancar dan agak sedikit santai. Bahkan dalam beberapa kesempatan terdapat celetukan humor dari anggota rapat yang hadir. Namun, ternyata pembahasan rapat hari itu tidak sesederhana suasananya.

Di ungkapkan pula bahwa terdapat dua agenda besar yang di bahas dalam pertemuan yang di selenggarakan secara mendadak itu. Pertama, mengenai kesiapan Demokrat menghadapi Pilkada di beberapa daerah, seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Kedua, tentang kondisi terkini Partai Demokrat. Di situ juga di bahas berbagai antisipasi jika Ketua Umum Anas Urbaningrum terlibat dalam kasus suap Wisma Atlet seperti yang marak di beritakan media. "Kami membahas semua, termasuk bagaimana kondisi Partai", ujar Adjeng, Selasa (31/1) malam.

Rapat itu sendiri di pimpin oleh Marzuki Alie yang di dampingi Sekretaris Dewan Pembina, Andi Alifian Mallarangeng. Menurut Adjeng, Rapat yang di hadiri sekitar 24 anggota Dewan Pembina ini awalnya hanya lebih fokus membahas kesiapan Demokrat menuju DKI-1.

Kemudian dalam bahasan agenda Penguatan Partai ada yang berkomentar mengenai Anas. "Ada beberapa yang mengusulkan bagaimana seandainya Anas mundur, ada juga yang menyatakan jangan dulu", lanjut Adjeng.

Masalah Anas baru muncul dalam pertengahan Rapat hingga akhir. Nama Anas muncul pada saat pembahasan langkah strategis partai untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Suara yang agak vokal untuk mempertimbangkan posisi Anas datang dari Ventje Rumangkang.

Ahmad Mubarok sendiri dalam Rapat itu lebih memilih bersikap hati-hati. Dia bahkan mengingatkan anggota rapat agar tidak terlalu vulgar membicarakan tentang Anas. "Pak Mubarok mengingatkan agar pembicaraan mengenai Anas tidak bocor ke luar Rapat", tukas Adjeng.

Namun di tambahkan Adjeng, bahwa berbagai pembicaraan dalam rapat itu hanyalah masukan untuk perbaikan Partai. Tidak ada kesimpulan untuk melaksanakan segera melengserkan Anas. Yang ada hanya berbagai persiapan dan skenario jika Anas terbukti terlibat. "Semuanya tetap di serahkan pada Ketua Dewan Pembina", paparnya.

Lebih lanjut di tuturkan bahwa dalam Rapat itu, Marzuki dan Andi Malaranggeng tidak banyak bicara. Sedangkan Sukarwo yang namanya disebut sebagai calon pengganti Anas menyanggupi usulan beberapa anggota Rapat.

Rapat itu sendiri, sengaja di lakukan pada hari libur unutk .menyiasati agar banyak anggota Dewan Pembina yang bisa hadir. Sebab, biasanya jarang rapat bisa di hadiri banyak anggota. "Sebenarnya Rapat seperti ini sering kami lakukan untuk membahas situasi Partai", ungkap Adjeng.

Adapun seluruh hasil dari Rapat terserbut telah di sampaikan kepada Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Soesilo Bambang Yudhoyono melalui sekretarisnya, Andi Mallarangeng.

sumber : tempo.co