“ Naik Kereta Api Tuut.. Tuut.. Tuut.. Siapa Hendak Turut... Ke Bandung... Surabaya... Bolehlah Naik Dengan Percuma...” begitulah sepenggal syair lagu legendaris karya almarhum AT Machmud yang mengingatkan Penulis pada tempat ini.
Lebih dari dua dasawarsa silam, melalui Stasiun Kemayoran, Penulis berkesempatan pertama kalinya mengunjungi diantaranya dua kota yang disebut dalam lagu itu dengan “ Percuma ” pula... alias Gratis !
Selepas SMA, karena keterbatasan biaya, Penulis tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang akademis. Meskipun demikian, entah mengapa, saat itu sama sekali tak terpikirkan untuk mencari pekerjaan tetap.
Mengingat lokasinya yang tak jauh dari rumah, maka Stasiun Kemayoran menjadi pilihan Penulis sebagai tempat tongkrongan sehari-hari. Tentu saja saat itu suasananya sungguh berbeda dengan yang sekarang.
Mungkin karena kerap berada dilingkungan orang-orang yang melakukan perjalanan dengan Kereta Api, ditambah lagi dengan kejenuhan pada kegiatan yang itu-itu saja, suatu ketika tumbuh keinginan Penulis untuk berkelana dengan “besi merayap” tersebut.
Dari Stasiun Kemayoran, berbekal ransel berisi pakaian seadanya, serta uang di saku yang tak seberapa. Dengan bersendirian, Penulis bertekad untuk mengawali petualangannya dalam menjelajahi kota-kota berstasiun di pulau Jawa.
Ditemani sejenis gitar ukulele, Penulis berupaya untuk survive dengan mengamen dari satu tempat ketempat lainnya. Dan sang waktu berjalan terus, hingga tanpa terasa tiga tahun terlampaui sudah.
To'ink