Masalah premanisme di Pasar Tanah Abang, tampaknya kembali
menjadi sorotan setelah rencana pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk
merelokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) mendapat penolakan.
Gubenur Joko Widodo dan Wagub Basuki Tjahaja
Purnama pun menuding ada preman di balik penolakan itu. Premanisme di Jakarta
memang bukan hal baru dan bahkan seolah sulit untuk di berantas.
Kendati pihak aparat telah sering menggelar operasi pemberantasan Preman, namun mere- ka masih saja ada. Mulai dari terminal, pasar tradisional, hingga kawasan bisnis modern, tidak luput dari aksi premanisme.
Kendati pihak aparat telah sering menggelar operasi pemberantasan Preman, namun mere- ka masih saja ada. Mulai dari terminal, pasar tradisional, hingga kawasan bisnis modern, tidak luput dari aksi premanisme.
Sebagai pemimpin baru di Jakarta, Jokowi dan Ahok pun
beberapa kali menyebut adanya oknum Preman yang mencoba mengagalkan
kebijakan-kebijakannya, khususnya dalam merelokasi pasar maupun permukiman
liar, yang terbaru tentu saja dalam merelokasi PKL di Pasar Tanah Abang.
Seolah tidak mau kalah, Jokowi-Ahok pun telah menyiapkan strategi
untuk mengatasi Preman dan aksi premanisme di wilayah DKI Jakarta. Mulai dari cara lunak hingga tindakan tegas dengan
mengandeng TNI. Mau tahu apa saja strategi Jokowi-Ahok, simak ulasan berikut
ini.
Sebelum kisruh penataan PKL di Pasar Tanah
Abang terjadi, Ahok pernah mengatakan
bahwa Preman tidak harus di singkirkan, bahkan justru ingin
mengandeng mereka. "Preman tidak disingkirkan, sesuai kata
Pak Gubernur," ujarnya Juni lalu.
Ahok menilai, aksi premanisme muncul karena faktor ekonomi.
Dan sebagai pencegahan, di ungkapkan bahwa dirinya bersama Jokowi telah berencana memberikan pekerjaan kepada Preman.
Preman-preman itu nantinya akan di berdayakan dan
di berikan pekerjaan sesuai keahliannya. Bisa jadi dengan terpenuhinya kebutuhan hidup mereka, maka aksi premanisme lambat laun dapat terminimalisir.
2. Pemberian Gaji Besar Untuk Preman
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
sadar meski di berikan pekerjaan, bukan tidak mungkin orang-orang yang
sebelumnya bergelut di dunia Preman bisa kembali melakukan aksi kriminal. Untuk
itu, Ahok pun berencana memberi gaji besar untuk para mantan Preman yang
insyaf.
Tidak tanggung-tanggung, dalam satu kesempatan Ahok
mengatakan sanggup memberikan gaji sebesar Rp 4 juta rupiah, untuk mantan Preman
yang di pekerjaan sebagai tukang parkir.
"Kami sanggup menggaji mereka sebesar Rp 4 juta.
Itu menjadi target kita. Keberadaan Preman tak dapat di hilangkan begitu saja
apalagi di kota besar seperti Jakarta. Untuk menghilangkan aksi premanisme,
mereka itu perlu di rangkul dan di pekerjakan," ujarnya.
Ahok percaya dengan mempekerjakan dan memenuhi kebutuhan
hidup para Preman, maka aksi premanisme dapat di minimalisir. Pasalnya aksi
premanisme di lakukan dengan dasar untuk mencukupi kebutuhan hidup.
“Kita tidak apa-apa membayar orang dengan baik, yang
penting masuk ke negara ini lebih baik. Kamu gaji orang Rp 2 juta terima income
30% atau gaji mereka Rp 4 juta, tetapi masuk income 100%. Pilih mana?”
tandasnya.
3. Pemberian Modal Kepada Preman Yang Insyaf
Selain akan di pekerjakan dan memberikan gaji yang
layak untuk para mantan preman, cari lain yang akan di lakukan oleh Jokowi dan
Ahok adalah dengan memberikan modal usaha bagi para mantan Preman.
Ahok menyadari, selain sulitnya lapangan pekerjaan,
hal lain yang memicu orang melakukan tindak kriminal adalah karena sulitnya
kesempatan untuk melakukan usaha. "Nanti kita beri bantuan modal",
ujarnya Juli lalu.
Di akui Ahok bahwa hal yang demikian adalah mencontoh apa yang telah di lakukan oleh Jokowi sewaktu masih menjabat Walikota di Solo. Nantinya, Pemprov akan memberikan sewa kios
gratis bagi mantan Preman untuk berdagang dan berusaha.
"Kita buat gratisan, mereka tidak beli, kita undi
dan hanya tarik retribusi. Dengan begitu semua orang punya kesempatan sama
untuk berusaha, sehingga nantinya dari Preman bisa berubah jadi
pengusaha", tandasnya.
4. Ubah Kata Preman Jadi 'Freeman'
Wakil Gubernur DKI Jakarta mengatakan mulai saat ini,
ia tidak akan menggunakan lagi kata 'Preman'. Di katakan bahwa hal tersebut
karena kata itu kurang di sukai oleh masyarakat, untuk itu Ahok akan menggunakan
sebutan yang lebih halus.
Mulai saat ini, Ahok akan memakai kata kata 'Freeman'
yang lebih sopan. Sebab, dia tidak menginginkan ada lagi pihak yang tersinggung
dengan sebutan tersebut.
"Mulai sekarang ganti kosa kata jadi 'Freeman'.
Nanti ada yang tersinggung gara-gara kata 'Preman'. Rupanya itu, bangsa kita
lebih suka seperti itu, tau nggak. Jadi kalau mau ganti orang, 'rotasi/mutasi',
'penyegaran'. Preman jadi 'Freeman'. Kalau Mucikari apa tuh ? Haha. Jadi agensi.
Musti cari kata-kata yang bagus itu", ucapnya beberapa waktu lalu.
Hal ini di lakukan oleh mantan Bupati Bangka Belitung
itu, setelah mendapat kritikan dari beberapa pihak terkait pernyataannya yang
sering menimbulkan kontroversial di masyarakat.
5. Rencanakan Bentuk Tim Khusus dengan TNI-Polri
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
menilai banyaknya PKL yang bandel berdagang di tempat-tempat yang di larang,
di sinyalir lantaran adanya oknum-oknum Preman yang membekingi.
Ahok merasa kehadiran Satpol PP untuk mengawasi PKL
kurang maksimal, karena selain harus berhadapan dengan PKL juga harus melawan
para Preman yang bukan merupakan kewenangan mereka. "Ada oknum yang bermain di belakang mereka
terutama di titik-titik dekat pasar", ungkapnya.
Untuk mengatasi masalah itu, Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta mengandeng pihak Kepolisian hingga TNI untuk memberantas preman yang
membekingi PKL. Bahkan Ahok mengatakan akan membentuk tim khusus yang di dalamnya
terdapat PM, Garnisun, Polisi, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP.
"Kita minta bantuan TNI Brimob, bukan untuk bantuan
jaga 24 jam, tapi bantuan pindah ke jalan. Kita kuat-kuatan dan bertindak tegas. Apabila melawan saat penertiban, maka akan di tangkap, sekalian dengan beking mereka", pungkasnya.
Sumber : metropolitan.inilah.com