Panjang sampah yang menumpuk itu bisa mencapai 500 meter, dimulai dari pintu air Kali Serdang yang berbatasan dengan Kali Sentiong, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Air yang ada di kali ini hampir tidak bisa terlihat. Sejauh mata memandang, yang terlihat hanyalah tumpukan sampah. Belum lagi bau amis yang menyengat. Jika masih ada air yang terlihat, warnanya pun sudah sangat hitam pekat. Nyamuk pun jadi bermunculan.
"Iya Pak Jokowi harus lihat kali di sini, penuh sampah," ujar Sekretaris RW I, Haryoto (49), di Kelurahan Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (27/11).
Kalimat yang lontarkan oleh Haryoto bukan tanpa alasan. Haryoto telah berulang kali meminta kepada Kelurahan Serdang dan Kecamatan Kemayoran untuk segera mengangkut sampah yang sudah menumpuk.
Namun baru hari ini, petugas kebersihan datang untuk mengangkut sampah-sampah yang berada di Kali Serdang.
Menurut Haryoto, selama 30 tahun ia tinggal, inilah pertama kali panjang sampah bisa mencapai 500 meter. "Paling panjang pernah hanya 50 meter," kata Haryoto.
Pada tahun 2002 yang lalu, air Kali Serdang pernah meluap hingga setinggi mata kaki orang dewasa. Namun saat itu penyebabnya bukan karena sampah yang menumpuk.
Saat ini, warga merisaukan efek dari penumpukan sampah Kali Serdang. "Bahkan sekarang sudah mulai banyak nyamuk," ujarnya.
Sekitar pukul 11.00 WIB, beberapa mobil angkut sampah sudah berada di pintu air Kali untuk mengangkut sampah dengan mengandalkan tenaga manusia. Namun hal itu belum membuat sampah-sampah di sana terlihat berkurang.
Haryato menilai penggunaan alat berat seperti ekskavator sangat diperlukan. "Kita sayangkan pakai tenaga manusia jadi lambat," pungkasnya.
sumber: news.detik.com
Menurut Haryoto, selama 30 tahun ia tinggal, inilah pertama kali panjang sampah bisa mencapai 500 meter. "Paling panjang pernah hanya 50 meter," kata Haryoto.
Pada tahun 2002 yang lalu, air Kali Serdang pernah meluap hingga setinggi mata kaki orang dewasa. Namun saat itu penyebabnya bukan karena sampah yang menumpuk.
Saat ini, warga merisaukan efek dari penumpukan sampah Kali Serdang. "Bahkan sekarang sudah mulai banyak nyamuk," ujarnya.
Sekitar pukul 11.00 WIB, beberapa mobil angkut sampah sudah berada di pintu air Kali untuk mengangkut sampah dengan mengandalkan tenaga manusia. Namun hal itu belum membuat sampah-sampah di sana terlihat berkurang.
Haryato menilai penggunaan alat berat seperti ekskavator sangat diperlukan. "Kita sayangkan pakai tenaga manusia jadi lambat," pungkasnya.
sumber: news.detik.com