Rabu, 13 Juli 2016

Pedagang Takjil Musiman Kawasan Masjid Akbar



Seiring berlalunya bulan Ramadhan, maka demisioner pula peluang pedagang musiman takjil mengeruk keuntungan. Sejumlah ibu rumah tangga yg sebelumnya selama satu bulan penuh menekuni bisnis gorengan, kolak pisang, bihun, mie, es buah, pecel, dan lainnya, kini kembali ke kitahnya masing-masing.

“Rasanya pengin ketemu Ramadhan lagi, biar Bisa uang banyak,” ujar Ny. Daryatmi, pedagang takjil di kawasan Masjid Akbar, Kemayoran, Jakpus, kemarin.

Selama berjualan di pinggir Jalan Apron, pedagang musiman ini tiap hari bisa mengantongi hasil penjualan terkumpul sedikitnya Rp 1,2 juta,” ungkap warga Rusun Kemayoran.

Hasil keuntungan yg lumayan besar itu ditabung dan untuk memenuhi kebutuhan Hayati sehari-hari. “pula Bisa kredit motor untuk bapaknya buat narik ojek,” ujar Daryatmi.

Selama berjualan takjil yg berjarak puluhan meter dari rumahnya, Daryatmi dibantu suami, dua anak, dan satu tetangga. “Pagi hingga siang menyiapkan bahan, sorenya jualan sambil menggoreng,” paparnya. Daryatmi menjual aneka gorengan rata-rata seharga Rp 5 ribu per tiga biji, seperti tahu, tempe, risol, martabak, sosis.

Hal senada dilontarkan Ny. Aminah yg pula pedagang musiman takjil. “Puasa berlalu, maka saya sepenuhnya kembali jadi ibu rumah tangga,” ujar istri sopir taksi yg tinggal di Rusun Kemayoran. “Banyak ibu rumah tangga di rusun ini, berubah jadi pedagang takjil tiap bulan puasa. Hasilnya macam-macam, ada yg Bisa beli motor, beli baju Lebaran, ataupun buat mudik,” paparnya.

Menurutnya, jualan takjil itu mengasyikkan, untungnya besar, sekitar 60 persen dari omset penjualan. “yg penting kita Bisa menyuguhkan dagangan yg enak dan Higienis, pasti pelanggannya banyak,” kata Aminah sambil menambahkan di kawasan Masjid Akbar, tiap sore dipenuhi lapak pedagang takjil.

Ribuan warga datang silih berganti untuk membeli jajanan pembuka puasa. Hal serupa banyak terjadi di kawasan permukiman ataupun jalan raya. Terbukti bahwa Ramadhan Bisa menggerakkan roda ekonomi kerakyatan, terutama untuk rakyat yg kreatif, bukan yg malas-malasan.

akan tetapi kini Ramadhan telah berlalu, bahkan suasana Lebaran sudah mulai memudar, maka pedagang musiman itu telah kembali ke kitahnya. Mereka ada yg sebagai ibu rumah tangga, pembantu rumah tangga, pedagang rokok, dan lainnya. Selamat datang kembali Ramadhan.

sumber : poskotanews.com