Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Assyifa Ramadhani (18) dengan mobil KIA Visto, membawa Ade Sara Angelina Suroto (19) ke berbagai tempat hingga akhirnya tewas.
Ada misteri tersendiri seiring dengan mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM) itu diketahui tidak lagi bernafas di lokasi Apartemen ITC Kemayoran
Cerita disusun berdasarkan ketera- ngan Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota Kompol Nuredy Irwansyah saat gelar perkara di Mapolresta Bekasi Kota di Jalan Veteran, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jumat (07/03/14).
Ada misteri tersendiri seiring dengan mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM) itu diketahui tidak lagi bernafas di lokasi Apartemen ITC Kemayoran
Cerita disusun berdasarkan ketera- ngan Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota Kompol Nuredy Irwansyah saat gelar perkara di Mapolresta Bekasi Kota di Jalan Veteran, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jumat (07/03/14).
Cerita ini diawali setelah Ade Sara tidak lagi bernyawa. Kendaraan KIA Visto yang ditumpangi pelaku, Hafitd dan Assyifa tiba-tiba mogok. Para pelaku sempat meminta tolong kepada sopir taksi untuk men-charging aki mobil yang telah dibawa berputar-putar ke berbagai tempat di Jakarta itu.
Setelah mobil hidup kembali, pelaku melajukan kendaraan. Anehnya, baru 200 meter melaju kendaraan jenis city-car itu kembali mogok. Kemudian pelaku meminta tolong kepada orang lain untuk menghidupkan kendaraannya.
Meski kembali hidup dan melaju, kendaraan pelaku berulang kali mogok. Kesal, pelaku menghubungi temannya untuk dibelikan accu baru. Teman pelaku sempat menaruh kecurigaan saat melihat korban dan sempat bertanya. Namun teman pelaku tidak menindaklanjuti kecurigaannya.
Meski telah mengganti accu dengan yang baru, mobil pelaku masih saja tersendat-sendat. Selasa (04/03/14), sekira pukul 11.00 WIB, dengan keadaan mesin mobil yang tersendat-sendat di Rawamangun pelaku mengambil arah ke Salemba untuk mencari bengkel.
Sekira pukul 17.30 WIB pelaku menemukan bengkel untuk memperbaiki keadaan mobilnya. Sementara korban yang berada di belakang ditutupi kain pashmina milik Assyifa.
Keluar dari bengkel, dengan mobil yang sudah normal kedua pelaku berencana membuang korban. Keduanya berputar-putar di wilayah Rawamangun dan Salemba. Namun, pelaku tidak mendapatkan tempat yang aman hingga pelaku kembali membawa korban ke wilayah Jakarta Timur.
Akhirnya pelaku masuk pintu Tol Bintara. Sekira pukul 21.00 WIB, Selasa (04/03/14) malam, kedua pelaku akhirnya sepakat membuang korban di pinggir Tol Bintara KM 49.
Para pelaku kemudian menuju sebuah minimarket Pulo Gebang untuk membuang sisa koran, sepatu korban, tas korban. "(Kemudian) pelaku pulang ke rumahnya," jelas Kompol Nuredy.
Pembunuhan Ade Sara Sudah Direncanakan Sepekan
Pembunuhan sadis terhadap Ade Sara Angelina Suroto (19), memang sudah direncanakan oleh kedua pelaku yakni, Ahmad Imam Al Hafitd (19), dan Assyifa Rahmadani (18). Kedua mahasiswa semester 2 Kalbis Institute Jakarta Timur itu merencanakannya selama sepekan.
Motif pembunuhan terhadap mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM) semester 2 jurusan psikologi tersebut terungkap berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap kedua pelaku setelah ditangkap, Kamis (06/03/14) sore.
"Pembunuhan itu memang sudah direncanakan oleh kedua pelaku, karena masalah percintaan," ujar Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota, Kompol Nuredy Irwansyah saat gelar perkara di Mapolresta Bekasi Kota di Jalan Veteran, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jumat (07/03/14).
Pembunuhan tersebut didasarkan perasaan sakit hati, namun dengan motif yang berbeda. Hafitd sakit hati karena korban tidak mau komunikasi dengannya, sementara Assyifa sakit hati dan cemburu karena kekasihnya masih menyimpan perasaan terhadap korban.
Oleh karena pembunuhan dilakukan secara berencana, maka polisi akan menjerat keduanya dengan Pasal 340 KHUP ancaman hukuman mati dan kurungan seumur hidup. Kini, mereka meringkuk di Mapolresta Bekasi Kota untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Pelaku Siksa Korban Didalam Mobil Hingga Tewas
Seperti diketahui, kedua pelaku berhasil memperdaya korban dengan janji pertemuan di Stasiun Gondangdia yang kemudian melakukan penyiksaan di dalam mobil KIA Visto. Penyiksaan terjadi di sepanjang perjalanan hingga tewas dan akhirnya dibuang di Tol Bintara.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengungkap, korban terbunuh dengan cara disetrum dan dipukul. "Setelah pingsan, mulut korban disumpal dengan kertas koran hingga meninggal dunia," jelas Rikwanto, Kamis (06/03/14).
Setelah korban tewas, pelaku membuang korban di jalan Tol Bintara KM 41 Bekasi Timur pada pukul 04.00 WIB, Rabu (05/03/14). Dari hasil autopsi penyebab kematian Sara adalah adanya sumpalan kertas di tenggorokan korban.
Pelaku sendiri ditangkap polisi pada sore tadi saat melayat di kamar mayat RSCM, tempat jenazah Sara disemayamkan sementara. Satu jam kemudian polisi juga menangkap pelaku lainnya, atas nama Assyifa (19), mahasiswa salah satu universitas swasta di Pulomas.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengungkapkan bahwa penyiksaan dilakukan di dalam mobil sepanjang perjalanan Jakarta Selatan hingga Jakarta Timur. Korban mendapatkan penyiksaan berupa pukulan hingga setruman.
Tidak hanya itu korban juga sempat mendapatkan gigitan dari pelaku. Namun Rikwanto tidak menyebutkan siapa yang melakukan gigitan tersebut. "Korban juga sempat digigit. Akhirnya tewas di mobil," ucap Rikwanto, Kamis (06/03/14).
Dalam pemeriksaan para pelaku juga terungkap, gadis semester 2 di Universitas Bunda Mulia ini sempat melakukan perlawanan terhadap para pelaku. Sayangnya, karena kalah dikeroyok dua pelaku korban tidak berdaya.
Seperti diketahui, akhirnya korban tewas di dalam mobil. Berdasarkan autopsi, penyebab tewasnya korban akibat cekikan dan karena tersedak kertas/tissue yang disumpalkan para pelaku ke dalam mulut/tenggorokannya.
"Ditemukan juga dalam tenggorokan korban kertas. Kemungkinan dia dipaksa untuk memakannya, sehingga korban meninggal dunia," ujar Kepala Sub Bagian (Kasubag) Humas Polresta Bekasi, AKP Siswo, Kamis (06/03/14).
Selain itu, kata Siswo, korban dipastikan oleh tim dokter telah meninggal sekiranya 48 jam dari penemuannya. Karena perkiraan itu hasil tim dokter memastikan kematian korban sudah dua hari. Hanya saja, jasad korban baru dibuang pada malam hari di lokasi.
Rute Penyiksaan Hafitd dan Assyifa
Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Assyifa Ramadhani (18) membawa Ade Sara Angelina Suroto (19) ke berbagai tempat saat malam kejadian. Di berbagai tempat itulah kedua pelaku ini melakukan berbagai siksaan.
Bermula ketika pasangan kekasih, Hafitd dan Assyifa, berhasil menjebak korban dalam pertemuan di sekitar Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (03/03/14) lalu. Selanjutnya, korban kembali diakali para pelaku agar tidak mengikuti les bahasa Jerman yang berlokasi di Gondangdia.
Di dalam mobil KIA Visto yang dikemudikan Hafitd, kedua pelaku bertengkar. Namun itu hanya sandiwara. Assyifa yang berpura-pura menangis, memegang korban. Ade Sara yang lengah kemudian disetrum oleh Hafitd selama tiga menit. Korban sempat berteriak minta tolong.
"Karena setruman, korban pingsan tidak sadarkan diri," ungkapnya Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota Kompol Nuredy Irwansyah saat gelar perkara di Mapolresta Bekasi Kota di Jalan Veteran, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jumat (07/03/14).
Korban yang sudah tak berdaya kemudian dibawa dari kawasan Godangdia ke arah Menteng. Tak cukup di dua tempat itu, pelaku kemudian mengarahkan mobilnya ke Cempaka Putih, Cawang, Taman Mini, dan kembali ke Rawamangun melalui jalan tol.
Pada pukul 13.30 WIB, kedua pelaku berhenti sebelum pintu keluar Jalan Tol Rawamangun. "Saat itu korban terbangun dari pingsannya," tutur Kompol Nuredy.
Melihat korban bangun dari keadaan pingsannya, pelaku mencekik dan menyetrum. Saat itu korban belum meninggal. Hafitd membatalkan niatnya keluar dari jalan tol. Di jalan tol, pelaku kembali melakukan penyiksaan dengan cara yang sama.
Kemayoran menjadi tujuan para pelaku berikutnya. Dalam perjalanan itu, Assyifa memasukan tissue/kertas ke dalam mulut korban. Kurang lebih pukul 00.30 WIB pelaku tiba di Kemayoran. Di dekat Apartemen ITC Kemayoran korban sudah dalam keadaan tidak bernafas.
Pembunuh Sara Ditangkap Saat Melayat di RSCM
Dalam tempo cepat, Polresta Bogor Kota berhasil mengungkap pembunuhan mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM), Ade Sara Anggelina Suroto (19) yang ditemukan tewas di Tol Bintara, Rabu (05/03/14).
Pembunuh mahasiswi semester 2 jurusan psikologi itu ternyata adalah sang mantan pacar, Hafitd (19) yang nekad lantaran sakit hati. Sedangkan seorang pelaku lainnya, Assyifa (18), ditangkap satu jam kemudian di kawasan Pulomas, Jakarta Timur.
Menurut Kasubag Humas Polresta Bekasi, AKP Siswo, pelaku ditangkap saat sedang melayat jenazah Ade Sara di Rumah Duka RSCM, Kamis (06/03/14) sore, sekira pukul 16.00 WIB.
"Pelaku membunuh korban karena merasa sakit hati, korban tidak mau dihubungi dan ditemui lagi oleh pelaku," katanya, Kamis (06/03/14) malam. Saat ini, kedua pelaku sedang dimintai keterangan di Mapolresta Bogor Kota.
Surat Cinta Dari Sahabat Untuk Ade Sara Angelina Suroto
Peristiwa tragis yang menimpa mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM), semester 2 jurusan Psikologi, Ade Sara Angelina Suroto (19), memukul perasaan para sahabatnya. Dan salah satunya adalah sahabat saat bersekolah di SMU 36 Jakarta, Stella Marlena Johanna Maliangkay.
Sahabat Ade Sara di kelas 10-2 ini membuatkan puisi yang diberi judul "Surat Cinta Untuk Sara". Artikel yang sangat sendu ini diunggah Stella di Blog pribadinya pada Kamis (06/03/14), sekira pukul 14.28 WIB,
Surat Cinta Untuk Sara
Untuk yang dikasihi, Sara..
Ada terima kasih untukmu yang terkirim dari Bandung.
Dia mengudara ke Jakarta sekarang, bersama rindu dan susunan doa yang terlalu banyak jumlahnya.
Ada sesal untukku, dan segala waktu yang pernah aku punya.
Denganmu, kurang lama rasanya untuk terus menertawakan dunia dengan segala kemelutnya.
Ada bahagia untukmu sebab pernah mengenal.
Maha agung Tuhan memberi ijin untukku sempat berteman dengan malaikat yang masih Ia sembunyikan sayapnya.
Ada sepucuk surat dariku, kelak sesampainya nanti di Surga, mungkin akan kau baca.
Maha ajaib Tuhan, kau kini aman dalam pelukan-Nya.
Tangan-Nya yang penuh kemenangan sudah menyelamatkan satu lagi Mahakarya.
Sebagai teman yang pernah mengisi bangku kosong di sebelahmu saat sekolah dulu,
ini kusampaikan pesanku untuk jiwamu yang sedang dalam perjalanan,
serta untuk ragamu yang sedang beristirahat dalam tidur lelap yang panjang.
Sara, selamat menikmati perjalananmu nanti, di dalam peti, mungkin agak sempit ya.
Sudah berapa kali aku bilang, kau terlalu tinggi,
untung saja kau tidak gemuk, kalau iya pasti jadi jauh lebih sempit.
Sara, kalau beberapa bulan lagi di pusaramu ditumbuhi rumput dan bunga liar,
kau harus tau itu tumbuh dan akan terus tumbuh meski di basmi,
ada air mataku yang kiranya membuat mereka tumbuh subur.
Setidaknya ada bagian dariku, yang ada di rumah barumu.
Sebentar lagi Tuhan menggenapkan janji-Nya, tidak lagi sayapmu Ia sembunyikan.
Terbang Sara, terbang yang jauh.
Sampaikan salamku untuk Tuhan karena aku tahu kau pasti bertemu.
Tuhan, terima kasih, syukur ada di lubuk hati ini meski masih nyeri dari ujung kepala hingga ujung kaki,
meski masih bergetar setiap hendak menyebutkan nama Sara dalam setiap bisikan.
Terima kasih karena aku boleh merasakan berkawan dengan malaikat,
sekarang aku bisa bilang kepada semua orang kalau aku tidak takut mati,
aku punya teman malaikat di Surga sana.
Tuhan, aku titip Sara..
Sara, terimakasih sudah pernah menoreh sejarah dalam hidupku.
Ampuni mereka yang menjadi sebab kepergianmu yang kadang aku pun masih sulit untuk terima.
Dalam cinta, aku bergeming.
Dalam doaku, namamu teriring,
Selamat jalan Ade Sara Angelina Suroto
Di akhir postingan, Stella memberikan signature : Your ex-chairmate, with love from deepest heart, Ella (way you call me, Sar).
metro.sindonews.com
Pembunuhan Ade Sara Sudah Direncanakan Sepekan
Pembunuhan sadis terhadap Ade Sara Angelina Suroto (19), memang sudah direncanakan oleh kedua pelaku yakni, Ahmad Imam Al Hafitd (19), dan Assyifa Rahmadani (18). Kedua mahasiswa semester 2 Kalbis Institute Jakarta Timur itu merencanakannya selama sepekan.
Motif pembunuhan terhadap mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM) semester 2 jurusan psikologi tersebut terungkap berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap kedua pelaku setelah ditangkap, Kamis (06/03/14) sore.
"Pembunuhan itu memang sudah direncanakan oleh kedua pelaku, karena masalah percintaan," ujar Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota, Kompol Nuredy Irwansyah saat gelar perkara di Mapolresta Bekasi Kota di Jalan Veteran, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jumat (07/03/14).
Pembunuhan tersebut didasarkan perasaan sakit hati, namun dengan motif yang berbeda. Hafitd sakit hati karena korban tidak mau komunikasi dengannya, sementara Assyifa sakit hati dan cemburu karena kekasihnya masih menyimpan perasaan terhadap korban.
Oleh karena pembunuhan dilakukan secara berencana, maka polisi akan menjerat keduanya dengan Pasal 340 KHUP ancaman hukuman mati dan kurungan seumur hidup. Kini, mereka meringkuk di Mapolresta Bekasi Kota untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Pelaku Siksa Korban Didalam Mobil Hingga Tewas
Seperti diketahui, kedua pelaku berhasil memperdaya korban dengan janji pertemuan di Stasiun Gondangdia yang kemudian melakukan penyiksaan di dalam mobil KIA Visto. Penyiksaan terjadi di sepanjang perjalanan hingga tewas dan akhirnya dibuang di Tol Bintara.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengungkap, korban terbunuh dengan cara disetrum dan dipukul. "Setelah pingsan, mulut korban disumpal dengan kertas koran hingga meninggal dunia," jelas Rikwanto, Kamis (06/03/14).
Setelah korban tewas, pelaku membuang korban di jalan Tol Bintara KM 41 Bekasi Timur pada pukul 04.00 WIB, Rabu (05/03/14). Dari hasil autopsi penyebab kematian Sara adalah adanya sumpalan kertas di tenggorokan korban.
Pelaku sendiri ditangkap polisi pada sore tadi saat melayat di kamar mayat RSCM, tempat jenazah Sara disemayamkan sementara. Satu jam kemudian polisi juga menangkap pelaku lainnya, atas nama Assyifa (19), mahasiswa salah satu universitas swasta di Pulomas.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengungkapkan bahwa penyiksaan dilakukan di dalam mobil sepanjang perjalanan Jakarta Selatan hingga Jakarta Timur. Korban mendapatkan penyiksaan berupa pukulan hingga setruman.
Tidak hanya itu korban juga sempat mendapatkan gigitan dari pelaku. Namun Rikwanto tidak menyebutkan siapa yang melakukan gigitan tersebut. "Korban juga sempat digigit. Akhirnya tewas di mobil," ucap Rikwanto, Kamis (06/03/14).
Dalam pemeriksaan para pelaku juga terungkap, gadis semester 2 di Universitas Bunda Mulia ini sempat melakukan perlawanan terhadap para pelaku. Sayangnya, karena kalah dikeroyok dua pelaku korban tidak berdaya.
Seperti diketahui, akhirnya korban tewas di dalam mobil. Berdasarkan autopsi, penyebab tewasnya korban akibat cekikan dan karena tersedak kertas/tissue yang disumpalkan para pelaku ke dalam mulut/tenggorokannya.
"Ditemukan juga dalam tenggorokan korban kertas. Kemungkinan dia dipaksa untuk memakannya, sehingga korban meninggal dunia," ujar Kepala Sub Bagian (Kasubag) Humas Polresta Bekasi, AKP Siswo, Kamis (06/03/14).
Selain itu, kata Siswo, korban dipastikan oleh tim dokter telah meninggal sekiranya 48 jam dari penemuannya. Karena perkiraan itu hasil tim dokter memastikan kematian korban sudah dua hari. Hanya saja, jasad korban baru dibuang pada malam hari di lokasi.
Rute Penyiksaan Hafitd dan Assyifa
Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Assyifa Ramadhani (18) membawa Ade Sara Angelina Suroto (19) ke berbagai tempat saat malam kejadian. Di berbagai tempat itulah kedua pelaku ini melakukan berbagai siksaan.
Bermula ketika pasangan kekasih, Hafitd dan Assyifa, berhasil menjebak korban dalam pertemuan di sekitar Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (03/03/14) lalu. Selanjutnya, korban kembali diakali para pelaku agar tidak mengikuti les bahasa Jerman yang berlokasi di Gondangdia.
Di dalam mobil KIA Visto yang dikemudikan Hafitd, kedua pelaku bertengkar. Namun itu hanya sandiwara. Assyifa yang berpura-pura menangis, memegang korban. Ade Sara yang lengah kemudian disetrum oleh Hafitd selama tiga menit. Korban sempat berteriak minta tolong.
"Karena setruman, korban pingsan tidak sadarkan diri," ungkapnya Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota Kompol Nuredy Irwansyah saat gelar perkara di Mapolresta Bekasi Kota di Jalan Veteran, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jumat (07/03/14).
Korban yang sudah tak berdaya kemudian dibawa dari kawasan Godangdia ke arah Menteng. Tak cukup di dua tempat itu, pelaku kemudian mengarahkan mobilnya ke Cempaka Putih, Cawang, Taman Mini, dan kembali ke Rawamangun melalui jalan tol.
Pada pukul 13.30 WIB, kedua pelaku berhenti sebelum pintu keluar Jalan Tol Rawamangun. "Saat itu korban terbangun dari pingsannya," tutur Kompol Nuredy.
Melihat korban bangun dari keadaan pingsannya, pelaku mencekik dan menyetrum. Saat itu korban belum meninggal. Hafitd membatalkan niatnya keluar dari jalan tol. Di jalan tol, pelaku kembali melakukan penyiksaan dengan cara yang sama.
Kemayoran menjadi tujuan para pelaku berikutnya. Dalam perjalanan itu, Assyifa memasukan tissue/kertas ke dalam mulut korban. Kurang lebih pukul 00.30 WIB pelaku tiba di Kemayoran. Di dekat Apartemen ITC Kemayoran korban sudah dalam keadaan tidak bernafas.
Pembunuh Sara Ditangkap Saat Melayat di RSCM
Dalam tempo cepat, Polresta Bogor Kota berhasil mengungkap pembunuhan mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM), Ade Sara Anggelina Suroto (19) yang ditemukan tewas di Tol Bintara, Rabu (05/03/14).
Pembunuh mahasiswi semester 2 jurusan psikologi itu ternyata adalah sang mantan pacar, Hafitd (19) yang nekad lantaran sakit hati. Sedangkan seorang pelaku lainnya, Assyifa (18), ditangkap satu jam kemudian di kawasan Pulomas, Jakarta Timur.
Menurut Kasubag Humas Polresta Bekasi, AKP Siswo, pelaku ditangkap saat sedang melayat jenazah Ade Sara di Rumah Duka RSCM, Kamis (06/03/14) sore, sekira pukul 16.00 WIB.
"Pelaku membunuh korban karena merasa sakit hati, korban tidak mau dihubungi dan ditemui lagi oleh pelaku," katanya, Kamis (06/03/14) malam. Saat ini, kedua pelaku sedang dimintai keterangan di Mapolresta Bogor Kota.
Surat Cinta Dari Sahabat Untuk Ade Sara Angelina Suroto
Peristiwa tragis yang menimpa mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM), semester 2 jurusan Psikologi, Ade Sara Angelina Suroto (19), memukul perasaan para sahabatnya. Dan salah satunya adalah sahabat saat bersekolah di SMU 36 Jakarta, Stella Marlena Johanna Maliangkay.
Sahabat Ade Sara di kelas 10-2 ini membuatkan puisi yang diberi judul "Surat Cinta Untuk Sara". Artikel yang sangat sendu ini diunggah Stella di Blog pribadinya pada Kamis (06/03/14), sekira pukul 14.28 WIB,
Surat Cinta Untuk Sara
Untuk yang dikasihi, Sara..
Ada terima kasih untukmu yang terkirim dari Bandung.
Dia mengudara ke Jakarta sekarang, bersama rindu dan susunan doa yang terlalu banyak jumlahnya.
Ada sesal untukku, dan segala waktu yang pernah aku punya.
Denganmu, kurang lama rasanya untuk terus menertawakan dunia dengan segala kemelutnya.
Ada bahagia untukmu sebab pernah mengenal.
Maha agung Tuhan memberi ijin untukku sempat berteman dengan malaikat yang masih Ia sembunyikan sayapnya.
Ada sepucuk surat dariku, kelak sesampainya nanti di Surga, mungkin akan kau baca.
Maha ajaib Tuhan, kau kini aman dalam pelukan-Nya.
Tangan-Nya yang penuh kemenangan sudah menyelamatkan satu lagi Mahakarya.
Sebagai teman yang pernah mengisi bangku kosong di sebelahmu saat sekolah dulu,
ini kusampaikan pesanku untuk jiwamu yang sedang dalam perjalanan,
serta untuk ragamu yang sedang beristirahat dalam tidur lelap yang panjang.
Sara, selamat menikmati perjalananmu nanti, di dalam peti, mungkin agak sempit ya.
Sudah berapa kali aku bilang, kau terlalu tinggi,
untung saja kau tidak gemuk, kalau iya pasti jadi jauh lebih sempit.
Sara, kalau beberapa bulan lagi di pusaramu ditumbuhi rumput dan bunga liar,
kau harus tau itu tumbuh dan akan terus tumbuh meski di basmi,
ada air mataku yang kiranya membuat mereka tumbuh subur.
Setidaknya ada bagian dariku, yang ada di rumah barumu.
Sebentar lagi Tuhan menggenapkan janji-Nya, tidak lagi sayapmu Ia sembunyikan.
Terbang Sara, terbang yang jauh.
Sampaikan salamku untuk Tuhan karena aku tahu kau pasti bertemu.
Tuhan, terima kasih, syukur ada di lubuk hati ini meski masih nyeri dari ujung kepala hingga ujung kaki,
meski masih bergetar setiap hendak menyebutkan nama Sara dalam setiap bisikan.
Terima kasih karena aku boleh merasakan berkawan dengan malaikat,
sekarang aku bisa bilang kepada semua orang kalau aku tidak takut mati,
aku punya teman malaikat di Surga sana.
Tuhan, aku titip Sara..
Sara, terimakasih sudah pernah menoreh sejarah dalam hidupku.
Ampuni mereka yang menjadi sebab kepergianmu yang kadang aku pun masih sulit untuk terima.
Dalam cinta, aku bergeming.
Dalam doaku, namamu teriring,
Selamat jalan Ade Sara Angelina Suroto
Di akhir postingan, Stella memberikan signature : Your ex-chairmate, with love from deepest heart, Ella (way you call me, Sar).
metro.sindonews.com